TEMPO.CO, Yogyakarta - Rumah Sakit Jogja International Hospital (JIH) membentuk tim khusus menangani pasien korban diduga akibat kekerasan dan penganiayaan saat mengikuti pendidikan dasar The Great Camping XXXVII Mapala Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. Dari 10 mahasiswa UII yang dirawat, salah satunya perempuan.
Tim tersebut dibentuk sebagai konsekuensi dari bertambahnya jumlah koran yang dirujuk ke JIH. Sebelumnya, pada 21 Januari 2017, korban yang dirawat hanya satu orang. Kemudian bertambah menjadi 5 orang dan hingga sekarang berjumlah 10 pasien.
Baca: Dugaan Penganiayaan Mahasisawa UII, Rektor Sebut Nama Ini
JIH juga ditunjuk UII menjadi rumah sakit untuk memeriksa kondisi kesehatan seluruh peserta Mapala UII di Gunung Lawu, Karanganyar, Jawa Tengah itu. "Ketuanya dokter spesialis penyakit dalam, yaitu dokter Rouf (Mochammad Khalimur Rouf),” kata Kepala Bagian Humas JIH Indra Lestari saat ditemui Tempo di JIH, Rabu, 25 Januari 2017.
Berdasarkan keterangan pers dari Direktur Utama Rumah Sakit JIH Mulyo Hartana, 10 orang pasien dalam kondisi stabil. Pemeriksaan kedua yang dilakukan pada 24 Januari 2017 meliputi darah, urine, pemeriksaan radiologi USG, CT-Scan dan rontgen thorax.
Baca: Kasus Mapala UII, Korban Sebut Nama Senior Sebelum Wafat
Tujuannya, memastikan kondisi organ dalam pasien dalam keadaan sehat dan tidak ada masalah. “Hasilnya, mayoritas pasien mengalami luka lecet luar tubuh. Ada juga yang terinveksi, nafsu makan turun, diare, infeksi saluran napas, dan pandangan kabur,” kata Mulyo.
Pemeriksaan berikutnya pada 25 Januari 2017 berupa pemeriksaan CT-Scan, MRI kepada beberapa pasien sesuai dengan indikasi medis, juga ada beberapa hasil pemeriksaan penunjang yang masih ditunggu hasilnya. “Secara umum, kondisi 10 pasien membaik, stabil, sudah mulai makan minum dengan baik,” ucap Mulyo.
Baca: 3 Mahasiswa UII Tewas, Panitia Diklat Dilarang Keluar Kota
Adapun tim dokter terdiri dari spesialis penyakit dalam, bedah, kulit, ortopedi, mata, dan syaraf, serta dibantu beberapa spesialis penunjang klinik, seperti radiologi, patologi klinik, dan dilengkapi dengan psikolog klinis. Tim itu akan menentukan tindak lanjut perawatan sehingga diharapkan dapat pulih pekan ini.
Anggota UII Crisis Center Karina Mutia Dewi menjelaskan, dari 10 orang pasien yang dirawat, salah satu di antaranya pasien perempuan. UII Crisis Center telah menghubungi orang tua pasien tersebut, termasuk mahasiswa itu. Namun Crisis Center tak bersedia menyebut nama dan dari fakultas apa mahasiswa itu.
"Orang tua pasien ada yang sudah tiba tadi pagi (25 Januari 2017). Lainnya ada yang tidak datang dan mempercayakan pada UII setelah mengetahui kondisi anaknya stabil,” kata Karina.
PITO
Baca juga:
Soal Logo Palu Arit, Fadli Zon Sependapat dengan Rizieq
Setelah Antasari Bebas Bersyarat, Jokowi Berikan Grasi