TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Polisi, Suhardi Alius, mengungkapkan ancaman terorisme saat ini tidak hanya bersifat lokal, tetapi sudah dalam konteks terorisme global. Untuk itu, kata dia, dibutuhkan kerja sama lintas kementerian dalam menanggulanginya.
Munculnya ISIS yang masif dalam melakukan aksinya, menurut Suhardi, telah menginspirasi gerakan yang sama di berbagai dunia. "Potensi masih ada terus, kita bekerja keras. Polri dan BNPT bekerja sama untuk menetralisir dan mereduksi semua," ujar dia di Jakarta, pada Selasa, 6 Agustus 2016.
Menurut Suhardi, saat ini ancaman terorisme tidak hanya dari sisi hukum pidana tetapi menyangkut sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, dan agama. "Persoalan penanganan terorisme saat ini menjadi kompleks, BNPT tidak dapat melakukan sendiri dengan ruang lingkup seluruh Indonesia," ujarnya. "Oleh karena itu, kita butuh kerja sama lintas kementerian dan antarlembaga."
Baca:
Terjawab, Misteri Hilangnya Istri Kim Jong-un Selama 8 Bulan
Habib Novel FPI Gugat Ahok Rp 204 Juta, Ini Alasannya
Tersangka Makar, Sri Bintang Tak Bisa Lepaskan Aktivitas Ini
Dalam upaya penanggulangan terorisme itu, Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi dan Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian melakukan penandatanganan MoU (kesepakatan bersama) Penanggulangan Radikalisme dan Terorisme.
Suhardi menjelaskan, poin penting dalam MoU adalah tindakan pencegahan. "Polri memiliki unit di seluruh Indonesia. Karena itu, kami minta bantuan monitoring di berbagai daerah," kata dia.
Selain tindakan pencegahan, Suhardi menambahkan kerja sama tersebut meliputi tindakan penegakkan hukum, kerja sama internasional untuk antisipasi ancaman Foreign Terrorist Fighters (FTF), dan tindakan penanganan keamanan. "Kita perlu untuk antisipasi ancaman dari saat ini dan masa yang akan datang."
Tito menegaskan bahwa kerja sama ini sebagai konsolidasi antarlembaga. "BNPT punya ide dan Polri punya jaringan," kata Tito.
REZA SYAHPUTRA | RINA W.