TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia Maulwi Saelan sempat menonton laga timnas Indonesia melawan Malaysia di Stadion Manahan, Solo, beberapa waktu lalu. "Beliau melihat anak-anak (timnas Indonesia) sekarang sudah oke," kata anak bungsu Maulwi, Asha Saelan, 40 tahun, di rumah duka pada Senin, 10 Oktober 2016.
Asha menceritakan, ayahnya masih sering mengamati perkembangan sepak bola nasional. Menurut dia, saat ini PSSI lebih baik ketimbang sebelumnya, termasuk soal pemain timnas Indonesia.
Terakhir, Maulwi menonton laga timnas Indonesia melawan Malaysia dalam laga persahabatan di Stadion Manahan, Solo. Saat itu Indonesia tampil gemilang dengan mengalahkan Malaysia. Maulwi pun salut dengan kerja keras timnas.
Setelah menonton laga timnas Indonesia, kondisi Maulwi semakin menurun. Lima hari terakhir, dia menjalani cuci darah karena penyakit ginjal yang dideritanya. Sampai akhirnya, dia mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada Senin pukul 18.30 WIB.
Semasa hidup, Maulwi kerap mengajarkan kedisiplinan kepada anak-anak dan cucu-cucunya. Menurut Asha, Maulwi dikenal sebagai sosok ayah yang tegas dan memegang prinsip. Nilai-nilai positif selalu dia bagikan, terutama hal-hal yang berkesan semasa dia menjadi ajudan Presiden Sukarno.
Keluarga besar berencana memakamkan Maulwi di Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta Timur. "Besok siang, almarhum akan dimakamkan di TMP, Kalibata," ujarnya.
Maulwi meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina pada usia 90 tahun. Dia meninggalkan 6 anak, 14 cucu, dan 5 cicit. Saat ini jenazah Maulwi disemayamkan di rumah duka, Jalan Bendungan Jati Luhur Nomor 111, Jakarta Pusat.
Maulwi sebelumnya menderita sakit gagal ginjal sejak sebulan lalu. Pada 8 Agustus lalu, dia sempat merayakan ulang tahunnya ke-90 bersama murid-muridnya. Tiga hari kemudian, ia jatuh sakit dan dirawat di Rumah Sakit Pondok Indah. Lalu dia dipindah ke RSPP hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.
Asha menuturkan jenazah ayahnya akan dimandikan Senin malam di rumah. Kemudian esok paginya, jenazah akan disalatkan di Yayasan Syifa Budi, Kemang, Jakarta Selatan. Dia diketahui sebagai pendiri sekolah yang dikenal dengan nama Al-Azhar Kemang tersebut.
AVIT HIDAYAT