TEMPO.CO, Bandung - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menilai camilan Bikini alias Bihun Kekinian, yang diduga berasal dari Kota Bandung, adalah salah satu produk ekonomi kreatif. Namun, menurut dia, kreativitas tersebut tidak sesuai dengan norma karena menunjukkan pakaian dalam wanita.
"Kreatif yang meresahkan," kata Ridwan Kamil di Balai Kota Bandung, Jumat, 5 Agustus 2016.
Ridwan mengaku sangat mendukung pertumbuhan ekonomi dari produk-produk ekonomi kreatif Kota Bandung. Tapi, kata dia, kreativitas itu tetap harus dalam batasan norma dan etika.
"Kalau kreatifnya orang Bandung, kan, memang kreatif. Tapi kreatif itu ada etikanya."
Menurut wali kota yang juga arsitek itu, ada banyak bentuk kreativitas. Ada kreativitas yang mengejek, kreativitas yang menodai, kreativitas yang merisak, juga kreativitas yang berlebihan. "Itu semua sisi kreativitas yang ada sisi buruknya," ujarnya.
Ridwan mengatakan Bikini adalah bentuk kreativitas yang memberi dampak buruk kepada anak-anak. "Nah, ini contoh sisi buruknya, tidak diantisipasi dampak psikologis terhadap pola pendidikan untuk anak-anak."
Makanan ringan dalam kemasan Bikini atau Bihun Kekinian beredar di Bandung dan dijual melalui toko-toko online. Kemasan makanan kecil bergambar tubuh perempuan mengenakan bikini dan bertulisan "Remas Aku" itu dinilai melanggar norma kesopanan dan melecehkan perempuan. Ramai diperbicangkan, Bikini menghilang di pasar, termasuk di beberapa toko online yang menjualnya.
PUTRA PRIMA PERDANA