TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Tindak Pidana Ekonomi dan Khusus Badan Reserse Kriminal Polri Brigadir Jenderal Agung Setya mengatakan, berdasarkan penyidikan, hingga kini, ada lima titik sebaran vaksin palsu di Indonesia. "Ada di Jakarta, Banten, Jawa Barat, Semarang, dan Medan," kata Agung di kantornya, Selasa, 28 Juni 2016.
Agung mengatakan pihaknya segera melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap vaksin palsu yang saat ini beredar. Ia menyebut, ada 76 jenis vaksin saat ini. Dari vaksin-vaksin yang ditemukan, pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mengetahui jenis vaksin yang dibuat para pelaku di lima daerah tersebut.
Agung memastikan vaksin palsu yang diproduksi saat ini masih beredar di lingkup nasional dan belum ada vaksin yang diedarkan ke luar negeri.
Sementara itu, Kepala Pusat Penyidikan BPOM Hendri Siswadi mengatakan pihaknya sudah mengawasi peredaran vaksin yang diduga palsu sejak 2010. Ia mengatakan, pada 2010, telah ditemukan dugaan peredaran vaksin palsu di Medan. Pada 2014, produksi vaksin palsu juga ditemukan di sebuah rumah di Medan, tapi dengan skala kecil.
Hendri mengatakan pihaknya sudah memerintahkan BPOM di semua daerah untuk memeriksa beberapa sarana yang berkaitan dengan vaksin. Ia berkomitmen membantu kepolisian mengusut persebaran vaksin palsu. "Kami berikan kontribusi dalam penyidikan dan pengujian terhadap vaksin palsu ini. Selanjutnya, akan kami berikan bantuan keterangan ahli," ujarnya.
DANANG FIRMANTO