TEMPO.CO, Sidoarjo - Seniman Dadang Kristionto kembali menampilkan karyanya dalam peringatan 10 tahun lumpur Lapindo yang jatuh pada Minggu, 29 Mei 2016. Perupa asal Tegal, Jawa Tengah, ini membuat sebuah karya seni berupa instalasi GOMBAL di tanggul lumpur titik 71, Desa Ketapang Porong, Sidoarjo. Pameran dibuka pada Senin, 30 Mei 2016, bersamaan dengan acara pembacaan puisi.
Sebanyak 300 gombal—kain bekas yang sudah tidak terpakai—dengan berbagai motif dan warna, masing-masing ditancapkan di sebuah bambu berukuran 2 meter di posisi yang tidak beraturan mengikuti aliran lumpur. Embusan angin di atas tanggul membuat gombal-gombal itu berkibar indah.
"Instalasi GOMBAL yang saya buat ini menggambarkan penderitaan warga korban lumpur. Selama 10 tahun, hidup mereka digombali dan dicampakkan oleh pemerintah dan Lapindo," kata perupa berumur 59 tahun itu kepada Tempo, Minggu, 29 Mei 2016.
Karya seni ini menarik dan membuat penasaran pengunjung. Puluhan orang yang melintasi Jalan Raya Porong berhenti dan naik ke tanggul titik 71. Keramaian itu membuat korban lumpur yang sehari-hari berjualan makanan dan menjual jasa ojek mengelilingi kolam lumpur ketiban rezeki.
Sebelumnya, dua tahun lalu, dalam peringatan 8 tahun Lapindo, Dadang menampilkan karya seni patung dengan posisi tangan menengadah. Sebanyak 90-an patung itu ditancapkan di kolam lumpur dekat tanggul titik 21, Desa Siring, Porong. Sisa-sisa patung itu masih terlihat.
Instalasi GOMBAL karya Dadang ini merupakan rangkaian dari peringatan 10 tahun Lapindo yang dilakukan korban lumpur yang tergabung dalam Korban Lumpur Menggugat (KLM). Selain Instalasi GOMBAL, KLM melakukan kegiatan tumpengan, ziarah kubur, dan pembacaan puisi.
NUR HADI