TEMPO.CO, Bandung - Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) menjamin Kebun Binatang Bandung aman dikunjungi. Hal tersebut disampaikan berdasarkan hasil pemeriksaan tim dokter hewan terhadap tiga gajah yang tersisa di Kebun Binatang Bandung pasca-kematian gajah Sumatera bernama Yani, Rabu, 11 Mei 2016.
Sebelumnya, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) meminta Kebun Binatang Bandung ditutup sementara waktu hingga dinyatakan aman. Sebab, dikhawatirkan ada satwa-satwa, terutama tiga gajah yang tersisa, menularkan penyakit kepada pengunjung.
"Dari sisi kesehatan, tidak ada masalah dan tidak menakutkan dapat menularkan penyakit kepada manusia," kata Sekjen PKBSI Tony Sumampau di Kebun Binatang Bandung, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Kamis, 19 Mei 2016.
PKBSI mendesak Yayasan Margasatwa Tamansari, pengelola Kebun Binatang Bandung, merekrut dokter hewan tetap, serta memperbaiki kandang-kandang satwa yang mulai tidak layak dihuni. PKBSI memberikan tenggat waktu 3 bulan. "Memperbaiki sarana kandang yang tidak layak menjadi kandang yang sejahtera untuk satwa," ujar Tonny.
Untuk menjaga keselamatan dan kesehatan pengunjung, tiga gajah di Kebun Binatang Bandung masih diisolasi. Namun pengunjung tetap bisa melihat gajah dari jarak 50 meter.
Tony menambahkan, tiga gajah tersebut tidak perlu diisolasi hingga 1 kilometer, seperti anjuran Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Wilayah Jawa Barat, Sri Muji Arti Ningsih. "Sudah kami batasi di radius 50 meter saja. Itu sudah standar karantina internasional," ucapnya.
Menurut Tony, predikat Kebun Binatang Bandung sebagai kebun binatang dengan grade B, seperti Kebun Binatang Ragunan, harus dipertahankan. Kebun binatang ini masih bagus. "Yang perlu diperbaiki ialah kandang gajah yang atapnya sudah bolong-bolong. Kandang rusa tidak ada tempat kering. Nantinya berpengaruh terhadap kesehatan."
Di tempat yang sama, dokter hewan dari Taman Safari Indonesia, Bongot, memastikan hasil pemeriksaan darah sementara terhadap tiga gajah di Kebun Binatang Bandung, yang diambil pasca-kematian gajah Yani pekan lalu, menunjukkan kondisi normal.
"Hasil tes darah cukup baik. Beberapa fungsi organ normal dan hematologi rutin pada range yang cukup baik, walaupun ada anemia, tapi itu wajar," ucap Bongot.
Bongot mengakui, memang ada satwa lain yang sakit. Rusa contohnya. Namun dia memastikan, penyakit kulit yang diderita beberapa rusa tidak berbahaya dan dalam kondisi wajar. "Akan membaik seiring dengan waktu. Itu disebabkan lingkungannya (becek) tidak ada tempat kering," ujarnya.
Humas Yayasan Margasatwa Tamansari Saudaryo mengatakan pihaknya masih kesulitan mendapatkan dokter hewan liar. "Ada yang melamar, tapi tidak semudah itu. Mereka harus bersertifikat," ucapnya.
PUTRA PRIMA PERDANA