TEMPO.CO, Purwakarta - Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, membuat terobosan meningkatkan layanan kesehatan masyarakat. Ini dilakukan dengan menempatkan para petugas medis jaga di semua rumah sakit di Purwakarta serta rumah sakit rujukan di Bandung dan Jakarta.
"Mulai hari ini, Kamis, 19 Mei 2016, mereka sudah mulai bekerja melayani masyarakat Purwakarta," kata Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi kepada Tempo, Kamis, 19 Mei 2016.
Para petugas jaga ini melayani masyarakat yang membutuhkan perawatan medis di rumah sakit selama 24 jam dengan sistem pembagian waktu tugas.
Dedi menjelaskan, para petugas jaga itu terkoneksi langsung secara online dengan para operator Safety Emergency Medical Ambulance Rescue (Semar) dan sopir ambulans. Aplikasi ini berbasis sistem operasi Android.
Melalui layanan itu, menurut Dedi, yang gandrung dengan pakaian khas Sunda pangsi lengkap dengan ikat kepala dalam kesehariannya, menuturkan semua warga Purwakarta bisa menikmati berbagai kemudahan layanan kesehatan di rumah sakit, termasuk ketersediaan ruang rawat inap dan petugas medisnya.
Bahkan para petugas medis ini juga berkewajiban mengambil tindakan cepat dan tepat jika kebutuhan pasien tidak terpenuhi. Misalnya, jika ruang inap kelas tiga penuh, petugas medis jaga ini bisa mengambil ruang inap kelas dua untuk pasien. Bahkan dia juga diberi kewenangan memesan ruang inap kelas satu dan VIP.
"Pemkab akan membayar semua tagihannya," ucap Dedi memberikan jaminan. Program layanan jaminan kesehatan yang dibesut Pemkab Purwakarta itu memang dirancang untuk melayani secara maksimal warga kabupaten itu. Program ini diberi nama Jaminan Kesehatan Purwakarta Istimewa (Jampis).
Dengan program ini, Dedi berharap ponsel pintar miliknya tidak harus lagi online selama 24 jam menerima berbagai keluhan warga yang akan berobat tapi tidak kebagian ruang inap.
"Layanan Jampis sekarang sudah serba-online, dan warga bisa menikmatinya kapan pun membutuhkannya," ujarnya. Dedi mengklaim layanan Jampis yang dibesutnya itu lebih maju beberapa langkah dibanding layanan program kesehatan pusat seperti BPJS Kesehatan, yang pelayanannya kerap dikeluhkan warga.
Rohata, tokoh masyarakat Kecamatan Campaka, mengapresiasi program Jampis ini. "Dengan layanan yang serba-terkoneksi secara online, mulai kebutuhan ambulans, rawat inap, hingga tindakan medis, masyarakat semakin terbantu," katanya.
Dia berharap masyarakat tidak lagi mendengar ceritera miring soal pasien yang tidak kebagian ruang rawat inap dan terpaksa dirawat di selasar rumah sakit. "Bahkan cerita mengenaskan tentang pasien yang meregang nyawa akibat tak mendapat pelayanan medis lantaran petugas rumah sakit kurang," ucap Rohata.
NANANG SUTISNA