TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain. Jokowi mengatakan hal itu berpotensi merugikan negara lantaran menyebabkan arus modal justru ke luar alias capital outflow.
Terbaru, keresahaan itu disampaikan saat memberikan sambutan Rapat Kerja Kesehatan Nasional 2024 di Tangerang pada Rabu, 24 April 2024, “Satu juta lebih WNI (memilih) berobat ke luar negeri, Malaysia, Singapura, Jepang, Korea, Eropa, Amerika, dan kita kehilangan US$ 11,5 miliar atau Rp 180 triliun,” katanya.
Sejak 2021 hingga 2023, Jokowi telah menyampaikan informasi serupa sebanyak lima kali. Artinya, itu adalah kali keenam Presiden mengeluhkan fenomena rakyat Indonesia lebih memilih berobat ke negara lain. Berikut rangkuman pernyataan Jokowi soal keluhan tersebut.
November 2023
Jokowi mengungkapkan hampir 2 juta orang Indonesia pergi berobat ke luar negeri. Hal ini menurutnya membuat arus modal keluar negeri dari Indonesia alias capital outflow. Pasalnya, dari hampir 2 juta orang Indonesia yang berobat ke luar negeri tersebut, diperkirakan ada Rp 100 triliun uang yang ikut ke luar dan berputar di luar negeri.
“Seingat saya hampir 2 juta masyarakat kita kalau sakit itu pergi keluar, dan itu bawa uang ke luar, capital outflow. Hampir lebih dari Rp 100 triliun setiap tahun masyarakat kita bawa uang ke luar negeri hanya untuk berobat,” ungkap Jokowi kala meresmikan groundbreaking pembangunan rumah sakit Mayapada Hospital Nusantara, Rabu, 1 November 2023.
Juni 2023
Jokowi mengimbau kepada masyarakat untuk tidak berobat ke luar negeri. Menurut Jokowi, banyak devisa negara yang hilang jika masyarakat berobat ke negara lain. Padahal, kata dia, tenaga medis di tanah air tak kalah pintar dibandingkan dengan dokter di mancanegara. Kendati demikian, Jokowi mengakui Indonesia tertinggal dalam hal peralatan kesehatan.
“Masak kita sakit harus ke Singapura, harus ke Malaysia, harus ke Thailand, harus ke Jepang. Dokter-dokter kita ini engga kalah pinternya dengan mereka, tapi alatnya memang kalah,” ujar Jokowi dalam peresmian Rumah Sakit Tzu Chi di Jakarta Utara, Rabu, 14 Juni 2023.
Jokowi menjelaskan negara kehilangan devisa hingga US$ 11,5 miliar atau Rp170 triliun. Sebanyak 60 persen yang berobat ke luar negeri di antaranya, kata Jokowi, merupakan masyarakat di Jakarta dan 15 persen lainnya dari Surabaya, serta sisanya dari Medan dan Batam.
Maret 2023
Presiden Jokowi melakukan inspeksi mendadak ke Rumah Sakit Mayapada Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 6 Maret 2023. Dalam kunjungan itu, Jokowi melihat fasilitas dan alat kesehatan di sana. Jokowi menyebut Rumah Sakit Mayapada memiliki fasilitas dan bangunan yang mumpuni. Namun, ia menyayangkan masih adanya masyarakat yang memilih berobat ke luar negeri.
“Informasi yang saya terima hampir 2 juta masyarakat kita itu masih pergi berobat ke luar negeri apabila sakit. Padahal kita memiliki rumah sakit seperti ini. Hampir 2 juta,” kata Jokowi dalam kunjungan tersebut.
Jokowi menyebut dari 2 juta masyarakat yang berobat ke luar negeri, sebanyak 1 juta di antaranya pergi ke Malaysia, 750 ribu ke Singapura, dan sisanya ke Jepang, Amerika, Jerman, dan negara lain. Menurut Jokowi, hal tersebut membuat devisa negara hilang. “Mau kita terus-teruskan? Rp 165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu. Karena ada modal keluar, capital outflow,” kata Jokowi.
Agustus 2022
Keluhan Jokowi soal banyaknya masyarakat yang berobat ke luar negeri juga pernah disampaikan saat berkunjung ke Kalimantan Barat pada Agustus 2022. Saat itu, Jokowi mengaku sedih melihat masyarakat yang sakit, namun berobat ke luar negeri. Jokowi menjelaskan, aliran uang masyarakat untuk berobat ke luar negeri mencapai Rp 110 triliun.
“Saya tuh paling sedih kalau mendengar ada warga negara kita yang sakit kemudian perginya ke luar negeri, ke Malaysia, ke Singapura, ada yang ke Jepang, ada yang ke Amerika,” ujar Jokowi.
Desember 2021
Saat meresmikan peletakan batu pertama pembangunan Bali International Hospital di Bali, pada Senin, 27 Desember 2021, Jokowi mengungkapkan, setiap tahunnya, lebih kurang 2 juta masyarakat Indonesia pergi ke luar negeri untuk berobat. Jika dikalkulasikan, kata Jokowi, Indonesia kehilangan hampir Rp 100 triliun karena hal tersebut.
“Setiap tahun ada kurang lebih 2 juta masyarakat kita yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan, baik itu ke Singapura, baik itu ke Malaysia, baik itu ke Jepang, baik itu ke Amerika dan tempat-tempat lainnya,” kata Jokowi. “Dan kita kehilangan 97 triliun rupiah karena itu.”
NOVALI PANJI NUGROHO | M JULNIS FIRMANSYAH
Pilihan Editor: Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura