TEMPO.CO, Jakarta - Imam besar Al-Azhar Kairo, Mesir, Ahmad Muhammad Ahmad Ath-Thayyeb setia menyebarkan ajaran Islam yang penuh kedamaian dan toleran. Sebagai pemimpin Majelis Hukuma Al-Muslimin, Ath-Thayyeb kerap berseberangan dengan kaum fundamentalis dan radikal seperti ISIS dan Al-Qaidah.
Menurut Ath-Thayyeb, kaum radikal telah manipulasi terhadap metode Islam yang moderat dan toleran. "Tidak benar bahwa mereka lahir dari rahim Islam," kata pria 70 tahun ini ketika berkunjung ke Indonesia pada medio Februari lalu.
Sikap Islam yang moderat dan toleran ini juga diutarakan Ath-Thayyeb terhadap fenomena kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), termasuk di Indonesia. Ath-Thayyeb membeberkan pendapatnya dalam wawancara khusus dengan wartawan wartawan Tempo Tito Sianipar, Eko Widianto, dan Mohammad Syarrafah di Malang, Jawa Timur.
Berikut petikan wawancaranya seperti yang dimuat dalam Majalah Tempo edisi pekan ini.
Fenomena lain yang sedang berkembang di Indonesia adalah keberadaan kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT). Bagaimana pandangan Anda?
Mengenai persoalan LGBT, posisi Islam, Kristen, Yahudi adalah sama, bahwa itu adalah penyakit moral yang membahayakan manusia dan harus dilawan. Itu harus diselesaikan di rumah sakit. Itu adalah penyakit sosial. Saya yakin penyakit ini yang akan menyebabkan kehancuran, yang pernah menyebabkan kehancuran umat Nabi Luth zaman dulu.
Persoalannya, perkataan ulama seperti itu kerap dijadikan alasan kelompok fundamentalis untuk melakukan kekerasan terhadap kaum LGBT....
Tidak boleh diselesaikan dengan kekerasan! Kemaksiatan, kemungkaran, tidak bisa diselesaikan dengan kekerasan. Tapi dengan cara lembut, melalui nasihat dan pendampingan.
TS