TEMPO.CO, Makassar - Operasi SAR Kapal Marina Baru 2B yang karam di Teluk Bone kembali menemukan dua mayat korban pada Sabtu, 26 Desember 2015. Korban ditemukan di perairan Kolaka Utara, Sulawesi Tenggara.
Temuan itu membuat total korban kapal nahas yang ditemukan mencapai 105 orang. Juru bicara Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan tim SAR gabungan, khususnya Basarnas dan Polda Sulawesi Tenggara. "Tadi masuk laporan lagi temuan dua jenazah. Jadi, jumlah keseluruhan korban KM Marina yang ditemukan 105 orang dengan 65 di antaranya meninggal," katanya.
Barung menerangkan informasi temuan dua korban meninggal di perairan Kolaka Utara diperolehnya dari Polda Sulawesi Tenggara. Diperkirakan jenazah korban kapal nahas itu ditemukan sekitar pukul 11.00 Wita. "Semua korban meninggal yang ditemukan akan diidentifikasi oleh tim DVI dari kepolisian," ucap bekas Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Pinrang itu.
Berdasarkan data kepolisian dan Basarnas, kebanyakan korban KM Marina ditemukan dan dievakuasi ke Kolaka dan Kolaka Utara. Barung mengatakan posko DVI korban kapal nahas itu terbagi dua. DVI Polda Sulawesi Selatan dan Barat memusatkan identifikasi di Makassar, meski sebelumnya sempat membuat posko serupa di Siwa. Adapun, DVI Polda Sulawesi Tenggara kini memusatkan identifikasi di Kolaka.
Hingga hari ketujuh operasi SAR KM Marina, hampir seluruh penumpang dan awak kapal yang ditemukan. Tercatat 105 dari 118 penumpang dan awak KM Marina berhasil ditemukan. Rinciannya, 65 meninggal, 40 selamat, dan 13 masih hilang. Operasi SAR dilakukan mengoptimalkan pelbagai armada laut maupun udara di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
Kapal Marina Baru 2B bertolak dari Pelabuhan Tobaku menuju Pelabuhan Siwa pada Sabtu, 19 Desember, pukul 11.00 Wita. Dalam perjalanan, kapal yang memuat lebih dari seratus penumpang itu dihantam ombak tinggi. Akibatnya bak mesin kapal itu pecah dan kemasukan air. Nakhoda KM Marina sempat mengabarkan cuaca buruk ke pihak syahbandar, sebelum dinyatakan hilang kontak.
TRI YARI KURNIAWAN