TEMPO.CO, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau memberikan tenggat waktu satu hari lagi kepada Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) untuk menyelesaikan kongresnya di Pekanbaru.
Pelaksana Tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman menyebutkan, pemerintah daerah ingin fokus pada pengamanan dan pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak yang akan diselenggarakan lima hari lagi. Terlebih kongres HMI tak urung menimbulkan keresahan warga lantaran kerap ricuh.
"Kami ingin konsentrasi pelaksanaan pilkada pekan depan," kata Arsyadjuliandi, Jumat, 4 Desember 2015.
Arsyadjuliandi memberikan batas waktu hingga Sabtu besok, 5 November 2015, pukul 12.00. Jika hingga waktu yang ditentukan kongres tidak kunjung usai, pemerintah daerah bakal memanggil panitia kongres HMI. "Jika besok tidak selesai juga, kami akan panggil mereka untuk meminta penjelasan," ujarnya.
Sejak dibuka Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Minggu, 22 November 2015 lalu, kongres HMI hingga kini tak kunjung usai. Terlebih kongres mahasiswa yang digelar di Gelanggang Remaja, Jalan Jenderal Sudirman, itu memicu keresahan warga lantaran kerap terjadi ricuh.
Pagi tadi, Jumat, 4 Desember 2015 sekitar pukul 04.00, bentrok terjadi antara sesama kader HMI di ruang kongres. Pertikaian berlanjut hingga keluar gedung. Sempat terjadi aksi saling serang dan lempar batu di Jalan Jenderal Sudirman. Beruntung bentrok dapat diamankan pihak kepolisian. "Untung saja pagi itu jalanan masih sepi," kata seorang pedagang, Febry.
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru merekomendasikan kepada pemerintah Riau untuk menghentikan kongres HMI agar tidak lagi terjadi bentrok.
Sementara itu, Ketua Panitia Nasional Kongres HMI ke-29 Fatharyanto Lisda optimistis kongres HMI bakal selesai Sabtu, 5 Desember 2015, sebagaimana yang telah ditetapkan pemerintah daerah.
"Saya yakin semangat kami sama untuk menyelesaikan hal itu, dan kami dari panitia sudah mengundang kandidat ketua umum untuk menyampaikan kongres ini harus selesai," katanya kepada Tempo, melalui pesan singkat.
Terkait dengan aksi ricuh yang kerap kali terjadi dalam kongres, Fat mengaku telah mengantisipasi agar tidak terulang. "Kami registrasi ulang para peserta dan membuatkan ID Card baru menggunakan foto," ujarnya.
RIYAN NOFITRA