TEMPO.CO, Jakarta - Kembali ke Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku dalam keadaan sakit, Dionisius Giri Samoedra atau Andra menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Bumi Cendrawasih. Dokter magang alumnus Universitas Hasanuddin didiagnosis awal menderita penyakit yang diakibatkan virus campak dengan komplikasi infeksi otak (ensefalitis).
Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Kesehatan Pattiselano Robert Johan menjelaskan kronologi kesehatan dokter Andra. Pada Sabtu 7 November 2015, setelah dua pekan pulang ke Jakarta karena libur, Andra kembali ke Dobo. Kondisinya sebenarnya masih demam. Namun dokter Andra merasa bertanggungjawab terhadap tugas. "Ia kembali bertugas walau dalam kondisi yang kurang sehat," kata Robert di Jakarta, Jumat 13 November 2015.
Menurut Robert, tindakan dokter Andra kembali walau kurang sehat perlu diapresiasi. "Karena itulah jiwa dari para dokter yang mengabdi di daerah terpencil, jiwa dokter adalah pengabdian. Meski sakit diabaikan untuk spirit melayani pasien," katanya.
BACA: Kisah Dokter Andra dan Buruknya Fasilitas Daerah Terpencil
Setiba di lokasi, kondisi kesehatan Andra semakin menurun hingga dirawat di RS Bumi Cendrawasih. Pada Senin, 10 November Andra dipindahkan ke ICU dengan penanganan intensif oleh dokter spesialis.
Keterangan resmi Kementerian Kesehatan menjelaskan kronologi rencana evakuasi Andra. Para dokter yang merawat Andra sempat ingin membawa Andra menuju Jakarta, tapi perjalanan menuju Ibu Kota tidak mudah. Kondisi ini yang menyulitkan evakuasi Andra dari Dobo saat kondisinya terus memburuk.
Tidak ada penerbangan langsung dari Dobo menuju Jakarta. Jalur bepergian yang ada harus ke Kabupaten Tual melalui jalur laut selama 6-10 jam sebelum melanjutkan penerbangan ke Ambon. Sayangnya, saat ini penerbangan dari Dobo ke Tual sedang tidak beroperasi.
Pemerintah daerah pun sudah berpikir untuk mengevakuasi Andra melalui jalur laut, tapi saat itu kondisi Andra tidak memungkinkan untuk perjalanan jalur laut yang memakan waktu lama dengan kondisi demam yang sangat membutuhkan sarana yang memadai. Dikhawatirkan jika dilakukan evakuasi melalui laut akan memperparah kondisi Andra saat kesadarannya semakin menurun walau sudah menggunakan alat bantu pernapasan.
Evakuasi terbaik adalah menggunakan pesawat terbang dari Dobo. Pemerintah daerah sudah menyiapkan anggaran untuk menyewa pesawat tetapi tidak berhasil karena pesawat milik TNI tidak memungkinkan untuk terbang karena alasan teknis. Kementerian Kesehatan pun sudah mempersiapkan pesawat lain untuk mengangkut Andra, namun pesawat itu harus berangkat dari Timika. Sayang dalam waktu persiapan itu, Andra meninggal.
SIMAK: Begini Kronologi Evakuasi Dokter Muda Andra dari Dobo
Wakil Presiden Jusuf Kalla menyalahkan fasilitas transportasi sebagai salah satu penyebab meninggalnya dokter magang Dionisius Giri Samudra atau Andra di Kepulauan Aru. Andra meninggal pada Rabu, 11 November 2015 pukul 18.18 WIT di RS Bumi Cendrawasih, Kabupaten Dobo. Dokter alumnus Universitas Hasanuddin didiagnosis awal menderita penyakit yang diakibatkan oleh virus campak dengan komplikasi infeksi otak (ensefalitis).
"Itu bukan karena fasilitas rumah sakit, tapi fasilitas transportasi yang sulit, Menkes tak bisa urus pesawat terbang, kapal laut," ujar Kalla di kantornya, Jumat, 13 November 2015.
Andra, kata Kalla, meskipun dokter juga manusia biasa yang bisa sakit. "Yang kurang fasilitas transportasi," kata dia. Andra, dokter muda yang sedang melaksanakan program internship, meninggal ketika sedang menjalankan tugas di Dobo, Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku.
TIKA PRIMANDARI I MITRA TARIGAN