TEMPO.CO, Jayapura - Bandara Rendani di Manokwari, Papua Barat ditutup akibat kabut asap kiriman dari wilayah Kabupaten Merauke dan bagian selatan Papua. Dua hari ini, titik api di wilayah pulau Papua bertambah, dari 131 titik api, kini ada 169 titik api. Sebelumnya, Bandara Mozes Kilangin di Timika, Kabupaten Mimika juga telah ditutup.
“Kami terpaksa menunda penerbangan dari Bandara Sentani, Jayapura ke Manokwari. Sebab jarak pandangnya di bawah 2000 meter. Kami tak ingin paksakan diri,” kata General Manajer Garuda Indonesia Cabang Jayapura, Wahyudi Kresna, Ahad, 18 Oktober 2015.
Sejak Ahad pagi, terlihat ratusan penumpang rute penerbangan Jayapura – Manokwari, Papua Barat terpaksa batal berangkat. Sebab sejumlah maskapai yang melayani rute Jayapura - Manokwari terpaksa menunda keberangkatannya akibat kabut asap melanda wilayah Manokwari.
Frans, salah satu calon penumpang maskapai Garuda Indonesia dari Jayapura tujuan Manokwari mengaku kecewa dengan aturan yang diterapkan. Sebab pembatalan ini, pihak maskapai tak memberikan kompensasi penundaan keberangkatan pesawatnya. “Sebab katanya, penundaan ini akibat faktor cuaca, bukan human erros atau masalah teknis,” katanya.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Wilayah V Jayapura, Zem Paddama mengatakan, saat ini di wilayah Timika jarak pandang sudah berada pada 2000 meter. “Jika jarak pandang di bawah 2000 meter itu sangat berbahaya sekali untuk penerbangan, tapi khusus penerbangan pesawat berbadan kecil, masih bisa take off,” katanya.
Menurut Zem, kini sebaran api di wilayah Papua dan Papua Barat meningkat dalam dua hari ini, yakni dari 131 titik api menjadi 169 titik api. “Titik api terbanyak masih dijumpai di wilayah Papua bagian selatan atau tepatnya di wilayah Merauke. Sebaran asap dari titik api telah menyebar ke wilayah kepala burung Pulau Papua atau di Sorong, Kaimana, Fakfak, dan Manokwari,” katanya.
CUNDING LEVI