Juga di antara korban yang meninggal terdapat keponakan Kepala Palisi Sukanto, bernama lrwan yang berusia 10 tahun, murid kelas 3 Sekolah Rakyat Cikini. Sementara Direktur Perguruan Cikini, Sumaji, Iuka parah. Mereka yang tewas seketika 2 polisi, 2 wanita, 2 anak-anak, dan seorang laki-laki dewasa lainnya.
Sampai Minggu malam, 1 Desember 1957, pukul 21.00 WIB jumlah korban yang meninggal dunia akibat penggranatan di Cikini menjadi 9 orang. Karban peristiwa Cikini yang terus dirawat di RSUP yang menderita luka-luka sampai Minggu malam itu sebanyak 50 orang, 15 orang di antaranya anak-anak.
BERITA MENARIK
G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia?
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
Sementara itu berdasarkan hasil penyelidikan, granat yang dilemparkan untuk membunuh Presiden Soekarno dan yang telah menjebabkan 9 orang tewas dan puluhan orang lainnya mendapat luka-luka itu adalah granat buatan dalam negeri. Letkol Dachjar mengatakan bahwa pelaku pelempar granat berjalan kaki dan berjarak beberapa meter dari halaman Sekolah Rakyat Cikini.
Pelempar-pelempar granat itu sama sekali tidak menggunakan kendaraan mobil, melainkan mereka berdiri di antara orang-orang banyak yang menyaksikan Presiden Soekarno waktu itu. Meskipun dapat melarikan diri, para pelempar granat itu dalam waktu 24 jam dapat ditangkap. Demikian Arifin mengutip laporan Suara Merdeka, 5 Desember 1957.
Berdasarkan pengakuan dari orang-orang yang telah ditangkap dalam percobaan untuk membunuh kepala negara, dapat diketahui bahwa perbuatan itu telah direncanakan dalam waktu lama. "Eksekutor terlebih dahulu dilatih tentang bagaimana seharusnya menggunakan granat yang akan dipakai untuk menamatkan riwayat Presiden Soekarno," menurut Arifin yang ia kutip dari harian Semarang, Sin Min, 6 Desember 1957.
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Soekarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Untuk melancarkan tujuannya itu, komplotan yang hendak membunuh Presiden Soekarno itu telah melatih beberapa orang pemuda di markas mereka di salah satu rumah di Jalan Raya Cikini. Persiapan diatur demikian telitinya dengan memperhitungkan juga bagaimana mereka harus melarikan diri dan bagaimana caranya meloloskan diri dari orang banyak.
Para eksekutor yang direkrut tersebut masih muda-muda dan berbadan tegap. Mereka adalah penduduk Jakarta dan melakukan perbuatan tersebut atas suruhan kalangan tertentu yang mengharapkan tersingkirnya presiden. Menurut instruksi yang diterima oleh para eksekutor tersebut, granat pertama harus diledakkan di muka pekarangan gedung Perguruan Cikini begitu Presiden berada di tengah-tengah halaman sekolah, dengan maksud supaya presiden tidak mendapat kesempatan pergi berlindung dalam gedung. (Lihat video Disebut Berbahaya, Inilah Fakta Lagu Genjer-Genjer, Cerita di Balik Film ‘PKI’)
Menurut perhitungan mereka, segera setelah terjadi ledakan pertama, presiden seharusnya lari ke muka mendekati mobilnya untuk mencari perlindungan. Oleh karena itu granat kedua diledakkan antara jarak 7 meter dari tempat parkir mobil Presiden. Granat itu kemudian menewaskan seorang anak sekolah.
Selanjutnya:Untuk mencegah mobil Soekarno...