Untuk mencegah kemungkinan mobil Presiden Soekarno berangkat dengan cepat, anggota-anggota vooorrijders yang mengawal paling depan harus dilenyapkan lebih dulu hingga timbul kepanikan hingga jalan satu-satunya yang mungkin ditempuh presiden ialah masuk ke dalam mobil atau tiarap antara mobil dan ledakan kedua.
Oleh karena itu, tempat tersebut harus digranat berikut mobil presiden. Menurut perhitungan mereka granat yang ketiga dan keempat inilah yang pastikan menewaskan kepala negara. Namun, setelah ledakan pertama, Presiden bukannya menuju tempat yang telah direncanakan itu, tetapi beliau diselamatkan oleh pengawalnya dengan menyeberang jalan raya, dan kemudian berlindung di suatu rumah di seberang jalan raya tersebut hingga beliau selamat dari bahaya maut yang akan merenggut nyawanya.
BERITA MENARIK
G30S 1965: Misteri Letkol Untung, Masih Hidupkah Dia?
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
Dalam buku itu diceritakan salah seorang yang berjasa menyelamatkan Presiden saat itu adalah Mayor Sudarto, ajudan Presiden. Sudarto mengisahkan detik-detik ketegangan itu. Sudarto mengaku memerintahkan anak buahnya untuk menembak siapa saja yang mendekati Presiden Soekarno saat dia diisolir di satu tempat gelap, yang terimpit di antara dua bangunan di seberang Sekolah Rakjat Cikini.
"Saya berpendapat tidak ada jalan lain menyelamatkan jiwa Presiden dari bahaya maut itu kecuali mengorbankan diri terlebih dahulu sebelum peluru atau pecahan granat menyentuh bagian badan kepala negara dengan menjadikan diri kami, Ajun Inspektur Polisi Sudio, anggota polisi Oding, dan saja sendiri sebagai perisai terakhir," demikian kata Sudarto, seperti yang dikutip dari harian Sin Min, 6 Desember 1957. Sudarto terakhir berpangkat brigadir jenderal.
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Soekarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Kegagalan yang membahayakan keselamatan Bung Karno hampir terjadi ketika Sudarto hendak menelepon untuk meminta bantuan. Telepon di sekeliling kompleks itu terputus, yang diduga termasuk dalam rencana pembunuhan Presiden Soekarno. Ajudan Presiden yang saat itu berumur sekitar 35 tahun, berbadan tinggi dan tegap, itu selanjutnya mengatakan Bung Karno dilarikan dari tempat persembunyian dengan menaiki mobil Sudarto dengan kawalan lengkap pasukan Brigade Mobil.
Mereka tidak langsung ke Istana Presiden. Menurut Sudarto, mereka harus berputar-putar melalui Lapangan Banteng karena jalan terhalang pintu kereta api yang tertutup. "Sedang saya perintahkan perjalanan ke Istana tidak boleh berhenti untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Apa lacur, pintu kereta api di Jalan Pintu Air dekat Capitol juga tertutup. Terpaksa kami berputar ke jalan semula melalui pintu kereta api dan dengan selamat kami sampai ke Istana."
BC
SIMAK PULA
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Soekarno, Dukung Suharto
G30S:Kisah DiplomatAS yang Bikin Daftar Nama Target Di-dor!
RUU: Setelah 12 Tahun KPK Tak Ada Lagi!