TEMPO.CO , Mataram - Kebakaran hutan di Lembah Pusuk, yang terletak di kaki Gunung Rinjani, berlangsung selama empat hari terakhir, sejak Kamis, 17 September 2015.
"Di Pos Taman Nasional Gunung Rinjani di Pesugulan tidak ada orang, sehingga kami tidak bisa melaporkan kebakaran itu," kata Ujang Kardiawan, warga Semblaun Lawang.
Ujang, yang sehari-hari aktif membantu kegiatan para peneliti gunung api di Rinjani, kepada Tempo, mengatakan asap dilihatnya sewaktu melewati jalan Sembalun-Pesugulan berjarak 10-20 meter dari jalan.
"Malamnya api terlihat besar, sudah naik ke atas Pusuk. Yang terbakar memang rumput dan daun-daunan,’’ katanya kepada Tempo, Minggu, 20 September 2015, siang.
Ia memperkirakan 100 hektare lahan rumput dan batu-batuan tersebut terbakar. Jaraknya 6-7 kilometer dari arah Rinjani. "Tidak ada pasokan air kalau mau memadamkan apinya,’’ ujarnya.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Agus Budiono mengakui kesulitan memadamkan api di lembah rumput berbatuan tersebut. "Kelerengannya tajam hingga 45 derajat. Yang terbakar itu diseberang tebing. Karena itu, hanya bisa dipantau." Ia mendatangi Pusuk, Sabtu, 19 September 2015, pukul 1 siang.
Agus menyebutkan status kebakaran tersebut belum darurat. Ini sudah sering terjadi pada waktu tertentu. Pantauan dilakukan untuk mendeteksi arah angin. Ia menduga kebakaran disebabkan oleh ulah manusia, entah puntung rokok atau perapian yang dibuat warga.
SUPRIYANTHO KHAFID