TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek meminta warga yang menjadi korban asap di beberapa wilayah Indonesia, khususnya di kawasan Riau dan Kalimantan, juga mewaspadai air. "Air juga jadi tercemar karena kabut asap," katanya di kantor Kementerian Kesehatan, Jumat, 18 September 2015.
Menurut Nila, ketika udara tercemar, air pun menjadi tercemar. Padahal air digunakan untuk banyak hal dalam kehidupan. Untuk kegiatan kebersihan serta untuk dikonsumsi.
Nila meminta pemerintah daerah yang terkena asap itu memikirkan agar masyarakat bisa mendapatkan akses air bersih untuk kehidupan. "Pemerintah daerah harus pikirkan itu, nanti jadi penyakit lagi," katanya.
Ia menjelaskan, bila masyarakat menggunakan air yang tercemar, penyakit pun tidak bisa terhindarkan. "Penyakit diare atau penyakit kulit bisa saja menyerang," ucapnya.
Dampak kabut asap akibat kebakaran hutan sedang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, khususnya Riau. Beberapa dampak kesehatan, seperti infeksi saluran pernapasan, iritasi kulit, iritasi mata, dan pneumonia, dialami beberapa warga.
Selain berdampak pada gangguan kesehatan, asap mengganggu aktivitas penerbangan, proses belajar-mengajar di sekolah, dan kegiatan melaut bagi nelayan karena jarak pandang yang pendek. Menteri Nila pun meminta masyarakat lebih banyak tinggal di dalam rumah untuk menghindari paparan asap.
MITRA TARIGAN