TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan tokoh teras negeri ini memadati rumah duka almarhum Ali Wardhana, mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang meninggal pada Senin, 14 September 2015.
Jalan di depan rumah duka, Jalan Patra Kuningan XV Nomor 6 itu tampak penuh sesak oleh kendaraan. Beberapa tukang parkir sibuk mengatur kendaraan-kendaraan yang baru datang. Di depan pintu gerbang, belasan karangan bunga dari berbagai lembaga dan perusahaan diletakkan. Halaman dipenuhi orang tapi tak ada yang bersuara, hening.
Di dalam rumah duka, suasana khusyuk dan hening juga terasa. Semua lampu-lampu putih di dalam rumah dimatikan. Hanya lampu-lampu gantung kuning yang berpendar.
Di ruang tengah, jenazah Ali Wardhana disemayamkan di atas pembaringan. Selembar kain putih tembus pandang menutupi wajahnya. Sekujur tubuhnya ditutup kain batik. Beberapa orang berdiri di samping jenazah. Ada yang tertunduk, ada yang tersedu.
Di antara hadirin, tampak mantan Presiden B.J. Habibie, mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Saleh, dan mantan Gubernur Bank Indonesia Arifin Siregar. Begitu datang, Habibie duduk di samping jenazah Ali, dan membaca Surat Yasin. Semua yang hadir seketika bersimpuh mengitari jenazah.
Ali Wardhana meninggal di RS Medistra, Kuningan, setelah dirawat selama tiga pekan akibat pneumonia. Dia menyusul istrinya yang telah pergi mendahului. Ali meninggalkan empat orang anak dan lima orang cucu.
"Ini kehilangan besar bagi Indonesia," kata Habibie. "Tak ada Menteri Keuangan yang sehebat dia," kata mantan Menteri Sekretaris Negara Akbar Tandjung menambahkan.
Rencananya, Ali akan dimakamkan besok di TPU Tanah Kusir sebelum zuhur.
MAYA AYU