TEMPO.CO, Bogor - Keluarga besar Ika Nugraeni Sukma Putri, 32 tahun, pramugari Trigana Air yang tewas dalam kecelakaan pesawat Trigana Air di Kamp 3 Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pekan lalu, masih menunggu hasil proses identifikasi jenazah yang dilakukan oleh tim Disaster Victim Identification (DVI).
"Hingga hari ini, kami keluarga belum menerima kabar hasil identifikasi jasad Ika," kata Astra Wahyu Dewanto, kakak kandung korban saat ditemui di kediamannya, Perumahan Bukit Asri Ciomas Indah, Jalan Cendana Blok B 2 nomor 1E, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Minggu siang, 23 Agustus 2015.
Dewanto mengatakan untuk mengetahui semua perkembangan dalam proses identifikasi jenazah adiknya oleh tim DVI, sudah ada perwakilan dari keluarga yang terbang untuk berangkat ke Papua. "Suami dari Ika dan adik saya sudah berangkat ke Papua, agar dapat memantau perkembangan dan informasi dalam proses identifikasi," kata dia.
Menurut Astra, adik perempuannya itu selain anak bungsu dari empat saudara dia juga merupakan anak perempuan satu-satunya. Sehingga keluarga Ika sangat kehilangan setelah mendapat kabar jika pesawat tempat Ika bekerja jatuh setelah menabrak gunung di Papua.
Ika sudah dari tahun 2001 bekerja menjadi pramugari dan sebelum bergabung dengan Trigana Air, Ika menjadi pramugari di Batavia Air dan Sriwijaya Air. "Ika meninggalkan seorang suami dan dua orang anak yang masih kecil," katanya.
M. SIDIK PERMANA