TEMPO.CO, Bojonegoro - Kelangkaan daging menyebabkan sapi lokal menjadi buruan para tengkulak. Seperti sapi peranakan ongole alias sapi putih Bojonegoro yang kini tengah ramai diburu para tengkulak untuk dijual ke Jakarta dan Bandung.
Sapi peranakan ongole sebagian besar terpusat di Kecamatan Tambakrejo, Ngraho, Ngambon, Ngasem, Trucuk dan beberapa kecamatan di Bojonegoro bagian timur. Sapi lokal dengan keunggulan kadar lemak rendah, tahan cuaca, serta mudah perawatan itu kini tengah jadi idola peternak di kabupaten tersebut. Apalagi sapi ongole baru saja ditetapkan sebagai bibit unggul nasional oleh Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian pada awal Juni 2015.
Di sejumlah areal pembibitan sapi ongole, para tengkulak ramai beroperasi membujuk peternak untuk menjual sapi mereka. "Kami didatangi tengkulak agar kami menjual sapi,” ujar Ketua Kelompok Peternak Sapi Lembu Seto Desa Napis Agus Purnomo kepada Tempo, Kamis, 13 Agustus 2015.
Menurut Agus Purnomo, tawaran menjual sapi mulai ramai dalam satu pekan ini. Para tengkulak, ujar Agus, menawarkan harga di atas rata-rata. Namun para peternak di Desa Napis tidak bersedia menjualnya. Alasannya, sapi jenis ini ongole ini masih dalam proses pengembangan dan pembibitan. "Kami komitmen tidak menjual,” ujarnya.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Subekti mengatakan sapi ongole di daerah pengembangan sapi unggulan nasional tidak boleh dijual, terutama untuk sapi betina. "Sapi bibit unggul tidak boleh dijual,” ia menegaskan.
SUJATMIKO