Kurangnya pasokan air membuat lahan pesawahan menjadi kering sehingga produktivitas padi menjadi terganggu. Bahkan para petani mengeluhkan berkurangnya hasil panen sejak beberapa waktu terakhir.
Deden, 34 tahun, petani di Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, mengatakan pemerintah telah menyediakan sumur bor untuk mengairi area pesawahan di kedua desa ini, mengingat Kecamatan Sukaluyu merupakan wilayah yang sering terkena dampak kekeringan setiap musim kemarau tiba.
"Biasanya dari lahan yang saya garap bisa menghasilkan 8 ton. Sekarang paling 8 kuintal hingga 1 ton. Produksi susut karena di sini tidak ada air, sudah kekeringan,” ujar Deden di Cianjur, Kamis, 23 Juli 2015.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur mencatat sekitar 43 hektare lahan pertanian di Kabupaten Cianjur saat ini mengalami kekeringan. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Ace Rostedi, menjelaskan, Dinas Pertanian akan segera berupaya memaksimalkan sistem perairan lahan pertanian dengan menggunakan pompa tambahan.
“Kemudian dengan upaya pemanfaatan bantuan mesin pompa termasuk perbaikan saluran irigasi, supaya tidak menghambat jalannya air sampai ke sawah," katanya.
Dari 27.515 hektare jumlah keseluruhan lahan, yang terancam kekeringan sebanyak 4.696 hektare. Sedangkan yang sudah meengalami kekeringan 43 hektare.
Ace menambahkan, akibat kekeringan ini, terjadi penurunan produktivitas padi hingga mencapai 20 persen. Dia memperkirakan musim kemarau tahun ini hingga September mendatang. "Untuk kami terus melakukan peninjauan lahan-lahan pertanian di Kabupaten Cianjur karena khawatir bencana kekeringan ini akan terus terjadi," ucapnya.
DEDEN ABDUL AZIZ