TEMPO.CO, Jakarta – Sutiyoso, Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terpilih, mengatakan ancaman kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) tidak boleh dianggap remeh. Sutiyoso berujar, kelompok ini akan mempengaruhi pemuda di berbagai negara, termasuk Indonesia.
“Dengan semakin canggihnya teknologi informasi dan komunikasi, jika generasi muda tidak memahami dan mengamalkan Pancasila, ideologi ekstrem akan mudah berkembang,” kata Sutiyoso dalam uji kelayakan dan kepatutan calon Kepala BIN di Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Jakarta, Selasa, 30 Juni 2015.
Menurut Sutiyoso, pelaksanaan pemilihan kepala daerah serentak di 269 daerah pada Desember 2015 juga berpotensi menimbulkan konflik.
Dia menuturkan ancaman stabilitas politik dan keamanan pada tingkat daerah perlu diwaspadai. "Sepuluh persen atau 27 kabupaten dan kota terjadi masalah dalam pilkada akan terjadi gangguan stabilitas politik,” ucap Sutiyoso.
“Ancaman terorisme dan ekstremisme semakin dinamis. Munculnya seruan dan teror untuk melakukan terorisme di negara masing-masing harus diwaspadai,” kata mantan Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta itu.
Adapun Sutiyoso telah dinyatakan lulus dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi Pertahanan DPR. Sepuluh fraksi di DPR secara aklamasi mendukungnya menjadi Kepala BIN. "Maka Komisi I memutuskan menerima dan mendukung Sutiyoso sebagai Kepala BIN," ujar Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq, Selasa, 30 Juni 2015.
ANTARA | NIEKE | INDRI MAULIDAR