TEMPO.CO, Bandung - Yayasan Pembina Masjid Salman Institut Teknologi Bandung memberikan beasiswa bimbingan belajar gratis bagi 260 siswa kurang mampu agar bisa kuliah di kampus negeri. Bimbingan selama hampir sebulan sejak 3-31 Mei 2015 itu berlangsung di Pusat Pendidikan Infantri, Cimahi.
“Supaya mereka juga belajar disiplin dan kebangsaan,” kata Ketua Lembaga Pengembangan Pendidikan YPM Salman, Samsul Bachri saat ditemui di Masjid Salman, Ahad, 3 Mei 2015.
Sebanyak 260 siswa lulusan SMA sederajat tersebut berasal dari berbagai daerah. Peserta terbanyak, yakni 128 orang berasal dari Bandung dan daerah lain di Jawa Barat, kemudian masing-masing tiga orang pelajar kurang mampu dari Banten, Lampung, Pontianak, Kupang, Makasar, Semarang, dan Riau sejumlah 5 siswa.
Dananya, seperti untuk tiket pesawat, dan bimbingan belajar intensif yang berkisar Rp 15-35 juta per angkatan, berasal dari Rumah Amal Salman ITB serta Lembaga Zakat, Infak, dan Sodaqoh Mandiri. Materi belajarnya berupa pelajaran IPA dan IPS, psikotes, kedisiplinan dan kewarganegaraan, serta rekreasi dan olahraga.
Menurut Samsul, peserta beasiswa tersebut merupakan siswa kurang mampu yang punya potensi akademik di sekolahnya. Peminatnya dari seluruh Indonesia yang mendaftar ke website www.salmanitb.com mencapai 6.000-an orang. Mereka disaring dengan persyaratan administrasi seperti surat keterangan tidak mampu, kartu keluarga, dan prestasi belajarnya di sekolah.
Baca Juga:
“Setelah bantuan dari provinsi Jawa Barat dihentikan pada 2012, kami bekerjasama dengan swasta untuk beasiswa ini,” kata Samsul.
Peserta beasiswa itu akan tinggal di markas tentara tersebut agar siap menghadapi ters tulis Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). “Beberapa siswa ada yang sudah didaftarkan sekolah ke jalur undangan SNPMTN, kalau nanti ternyata mereka lolos, bisa pulang ke daerah atau menjadi pendamping belajar temannya di asrama,” ujar Manajer LPP Salman, Jam’ah Halid kepada Tempo.
Menurut dia, rata-rata tingkat penerimaan peserta beasiswa di kampus negeri per angkatan sekitar 72 persen. Mereka yang lolos juga dibantu untuk mendapatkan beasiswa Bidik Misi dari pemerintah, atau dari YPM Salman. Beberapa kasus peserta yang gagal lolos ke kampus negeri, kata Jam’ah, mulai dari memilih jurusan yang sangat ketat persaingannya, hingga masalah sepele. “Seperti menulis nama dengan huruf singkatan, juga ada yang lupa hari ujian,” katanya. Program beasiswa yang dibuka pendaftarannya sejak September tersebut kini memasuki tahun kelima.
ANWAR SISWADI