TEMPO.CO, Mojokerto - Para pelaku poligami dari sejumlah daerah di Indonesia membentuk wadah bersama yang bernama Poligami Sakinah Group (PSG). Grup ini semula hanya wadah komunikasi di aplikasi WhatsApp. Namun dalam waktu dekat grup ini bakal mengadakan forum dialog terbuka yang dibungkus dalam acara silaturahmi anggota PSG.
Salah satu penggagas PSG, Imam Mawardi, mengatakan saat ini sekitar 270 orang dari berbagai daerah dan dengan bermacam-macam profesi sudah bergabung dengan PSG. "Ada yang guru, pengusaha, dan sebagainya," kata lelaki asal Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, itu saat dihubungi, Kamis, 26 Maret 2015.
PSG baru dibentuk sekitar tiga bulan lalu. Menurut Imam, tujuan pembentukan grup itu adalah mewadahi aspirasi para pelaku poligami. "Sebab selama ini negara cenderung mempersulit poligami," kata Imam. Sejumlah kelompok masyarakat pun gencar menyatakan protes terhadap poligami.
Menurut Imam, sekitar 60 persen anggota PSG adalah pelaku poligami. Sisanya adalah pendukung poligami. Salah satu anggota PSG yang bukan pelaku poligami adalah Mohamad Yusuf atau akrab dipanggil Gus Yusuf. Salah satu anggota keluarga pengasuh Pondok Pesantren Riyadul Jannah di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, itu bergabung dengan grup itu dua pekan lalu karena diundang kawannya.
"Saya gabung, tapi saya bukan pelaku poligami," katanya. "Intinya, dalam grup ini kami ingin menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah. Yang beristri lebih dari satu saja bisa akur, kenapa yang beristri satu tidak bisa akur?"
ISHOMUDDIN