TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya heran dengan peringatan dini yang disampaikan Kedutaan Besar Amerika Serikat agar warganya hati-hati bila mengunjungi hotel maupun bank yang berafiliasi dengan Amerika. "Kami heran kenapa ada travel warning di Surabaya?" kata Kepala Polrestabes Surabaya Komisaris Besar Setija Junianta kepada Tempo, Selasa, 6 Januari 2015.
Menurut Setija, tidak ada penjelasan detail tentang alasan pemberlakuan travel warning tersebut. Apalagi peringatan itu tidak mungkin diberikan serta-merta begitu saja. "Tidak ada penjelasan sebelumnya, tiba-tiba ada travel warning," ujarnya. (Baca berita terkait: Risma Tak Percaya Peringatan Dini Amerika Serikat)
Meski demikian, Setija menindaklanjuti peringatan itu dengan menurunkan 652 personel di 67 titik di Surabaya. Kendati yang disebutkan dalam peringatan itu hanya hotel dan perbankan, polisi memperluas penjagaannya hingga restoran maupun kantor Konsulat Jenderal Amerika.
Setija berujar, pengamanan terbuka dan tertutup diberlakukan seminggu sejak travel warning diumumkan. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan sekaligus pencegahan. Polisi juga bekerja sama dengan petugas keamanan internal hotel dan bank untuk mengamankan obyek. (Baca: Kata Kapolri Soal Peringatan Dini AS di Surabaya)
Pemilik Haryono Tours and Travel, Haryono, turut mempertanyakan travel warning tersebut. Menurut dia, jumlah wisatawan asal Amerika di Surabaya tidak banyak. Kalaupun ke Surabaya, kata dia, biasanya orang Amerika tersebut mengurusi bisnis, bukan melancong. "Hanya 1-2 orang dalam setahun," ujarnya. (Lihat pula: Peringatan Kedubes AS, Hotel di Surabaya Waspada)
AGITA SUKMA LISTYANTI
Berita Terpopuler:
Ini Alasan Johan Mundur sebagai Juru Bicara KPK
Jokowi Diingatkan Tolak Budi Gunawan untuk Kapolri
Jonan Selidiki Pejabat 'Penjual' Izin Air Asia
Riset BMKG: Air Asia Jatuh karena Mesin Beku
Pemandu di Bus Wisata Curhat 'Kejamnya' Ahok