TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Tim Transisi Akbar Faisal mengingatkan koalisi Prabowo akan bahaya makar. Ini sebagai respons atas pernyataan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo bahwa koalisi Prabowo akan menggunakan kekuatan veto atas 100 posisi strategis yang berada dalam kewenangan presiden dan membutuhkan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
"Jika itu dikatakan setelah presiden Jokowi dilantik, maka itu bisa dikatakan makar dan dia bisa ditangkap," kata Akbar ketika dihubungi Tempo, Kamis, 9 Oktober 2014.
Akbar mempertanyakan maksud Hashim mengatakan itu. Apakah pernyataan itu disampaikan sebagai sikap resmi koalisi Prabowo atau sebatas pernyataan pribadi. (Baca: Fahri: Tak Ada Rencana Veto 100 Posisi Strategis)
Menurut Akbar, hal itu bisa dikategorikan sebagai ancaman serius pada pemerintahan sah yang akan dilantik. "Kalau dia benar menyatakan itu, maka saya kehilangan respek padanya," kata Akbar yang mengaku terkejut atas pernyataan Hashim.
Sebelumnya, pada Selasa, 7 Oktober 2014, dalam sebuah sebuah wawancara yang dirilis Wall Street Journal, disebutkan koalisi Prabowo akan mengajukan kekuatan veto atas 100 posisi strategis yang berada dalam kewenangan presiden.
Posisi strategis itu di antaranya kepala Kepolisian Republik Indonesia, panglima Tentara Nasional Indonesia, para anggota Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi. "Kami berpengaruh dalam menentukan siapa yang akan duduk di dalam posisi-posisi tersebut," kata Hashim. (Baca: Koalisi Prabowo Siap Ajukan Veto untuk 100 Posisi)
Selanjutnya: Sakit hati karena kalah...