TEMPO.CO, Jakarta - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Eva Kusuma Sundari, mengatakan partainya tidak mengkhawatirkan dominasi kubu pendukung Prabowo Subianto di parlemen periode 2014-2019. Dominasi itu, kata dia, tak cukup kuat untuk memakzulkan Jokowi.
Menurut Eva, pemakzulan hanya bisa dilakukan bila presiden melakukan korupsi dan mengkhianati negara. “Pak Jokowi orang bersih,” kata Eva dalam pernyataan tertulis yang diterima Tempo, Selasa, 30 September 2014 (Baca juga: Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus )
Meski begitu, Eva mengatakan, sistem politik yang berlaku saat ini masih lemah karena menghadapkan sistem presidensial dengan sistem multipartai di parlemen. Kerumitan diperkuat dengan dominasi partai oposisi di parlemen yang menyebabkan gangguan melalui program legislasi, penganggaran, ataupun pengawasan kinerja pemerintahan. (Baca: Jokowi Pilih Gugat MK Ketimbang Patuhi Yusril Ihza)
Pada DPR periode 2014-2019, koalisi Prabowo mengantongi 292 kursi. Jumlah kursi itu tersebar di lima partai, yaitu Golkar (91), Gerakan Indonesia Raya (73), Partai Amanat Nasionat Nasional (49), Partai Keadilan Sejahtera (40), dan Partai Persatuan Pembangunan (39). Sedangkan koalisi pendukung Jokowi mengantongi 207 kursi yang terdiri atas 109 kursi PDI Perjaungan, 47 kursi Partai Kebangkitan Bangsa, 35 kursi Partai NasDem, dan 16 kursi Partai Hanura. Sedangkan Partai Demokrat berada di posisi netral dengan perolehan 61 kursi.
Untuk memastikan stabilnya pemerintahan, menurut Eva, pemerintah Joko Widodo-Jusuf Kalla harus melakukan dua strategi sekaligus. Strategi itu adalah menambah aliansi di parlemen dan mengkanalisasi dukungan publik ke pemerintah.
RIDHO JUN PRASETYO
Terpopuler
Koalisi Merah Putih Targetkan Revisi UU KPK
Nurhayati: Walk-Out Demokrat Inisiatif Saya
Kejutan, Maria Londa Rebut Emas Asian Games
MK Tolak Gugatan Uji Materi UU MD3