TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf menolak menjawab pertanyaan tentang adanya kesepakatan dengan Koalisi Merah Putih untuk menjadikan dirinya sebagai wakil ketua DPR periode 2014-2019. Kabarnya, deal ini yang membuat anggota Fraksi Partai Demokrat walkout (WO) atau keluar ruang menjelang voting RUU Pilkada yang akhirnya dimenangkan Koalisi Merah Putih yang mengusung pasangan Prabowo-Hatta dalam pilpres 2014. (Baca: Pilkada, PPP: Demokrat Mainkan Skenario Prabowo)
"Saya tidak mau berkomentar," kata Nurhayati saat ditemui Tempo di lantai 9 Gedung Nusantara I DPR pada Jumat siang, 26 September 2014. Pada pukul 18.50 WIB, Tempo mencegat kembali Nurhayati yang keluar dari ruangannya menuju lift untuk turun. Namun dia tidak menjawab pertanyaan terkait dengan perubahan mendadak sikap politik partainya dan adanya deal jabatan dengan Koalisi Pro-Prabowo. Dengan ditemani sejumlah staf dan bagian keamanan dia bergegas masuk ke lift.
Sebelumnya, Fraksi Partai Demokrat mendukung opsi sistem pemilihan kepala daerah secara langsung. Nurhayati Assegaf menjelaskan sikap itu akan diformalkan melalui pernyataan tertulis. "Hari ini Partai Demokrat akan mengeluarkan surat kepada panja agar opsi kami bisa dimasukkan dalam pembahasan," ujarnya di Jakarta, Senin, 22 September 2014. (Baca: Anggota Fraksi Demokrat: Walkout Merugikan Partai)
Nurhayati menjelaskan surat tersebut merupakan tindak lanjut atas sikap yang diambil DPP Partai Demokrat yang setuju mendukung opsi pilkada langsung dengan sejumlah catatan. Sebagai kepanjangan tangan dari DPP, katanya, Fraksi Demokrat akan mengikuti arahan. (Baca: Bahas Pimpinan Dewan, Kubu Prabowo Gelar Rapat)
Namun, rapat paripurna DPR yang membahas Rancangan Undang-Undang Pilkada pada Kamis, 25 September 2014, itu berlangsung alot. Janji itu tak terealisasi karena 129 anggota Fraksi Demokrat keluar ruangan beberapa saat sebelum voting.
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono kecewa dan masih mencari tahu siapa yang menggerakkan anak buahnya WO. Tuduhan tertuju ke Nurhayati Assegaf. Namun, apakah dia berani melanggar perintah Yudhoyono karena dia adalah loyalis Yudhoyono dan tahun 2004-2009 menjadi staf khusus Ibu Negara Republik Indonesia Ani Susilo Bambang Yudhoyono.
FEBRIANA FIRDAUS
Terpopuler:
Walkout Paripurna RUU Pilkada, Demokrat Pengecut
RUU Pilkada, Kubu Jokowi Merasa Dibohongi Demokrat
Era Pilkada Langsung Akhirnya Tamat