TEMPO.CO, Bandung - Rencana pemisahan bayi kembar siam dempet anus dan kelamin di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada medio September ini meleset. Tim dokter harus mengundurkan jadwal karena alat operasi baru datang.
"Alatnya perlu diuji coba dulu supaya operasinya sesuai harapan," kata Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat RSHS Bandung, Nurul Wulandhani, Selasa, 16 September 2014. (Baca juga: Bayi Dempet Kelamin 20 Bulan Menanti Operasi di RSHS)
Menurut Nurul, alat baru yang dipesan untuk menunjang operasi itu baru tiba. Pengunduran rencana operasi itu telah disampaikan ke orang tua pasien. Nurul belum bisa menentukan waktu operasi. (Baca juga: Bayi Kembar Siam di Bandung Siap Dipisahkan)
Keterangan yang sama disampaikan orang tua bayi, Robby Achadiat. "Diundur karena masalah alat, harus diuji coba dulu kata dokter," kata dia.
Tim dokter telah menyiapkan bayi untuk menjalani operasi. Sejak sepekan lalu, kata Robby, anaknya telah dipindahkan dari ruang perawatan anak ke kamar PICU (Pediatric Intensive Care Unit). Soal pengunduran waktu operasi ini, pihak keluarga pasien hanya bisa menunggu keputusan tim dokter.
Bayi lelaki kembar itu, Muhammad Bima Thabaroq Hasan dan Muhammad Arjuna Thabaroq Sadikin, 20 bulan, lahir dari persalinan normal pada 2 Januari 2013 di sebuah klinik di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Melihat kondisi dempet itu, tim dokter RSHS menyatakan operasi pemisahan bayi ini tergolong pelik dibanding operasi pemisahan bayi kembar siam sebelumnya.
Tim dokter menyebut, kondisi Bima dan Arjuna sebagai conjoint twin ischiophagus tetrapus, atau kembar dempet pinggul. Punggung penis masing-masing bayi juga menyatu. Kondisi ini, kata Kaswiyan, menyulitkan pemisahan. "Kalau bikin penis baru susah, kalau (jadi) vagina (dari penis) sudah berulang-ulang dilakukan," katanya.
ANWAR SISWADI
Berita lain:
Jokowi Pertahankan 34 Kementerian dalam Kabinetnya
Begini Pendapat Megawati Soal RUU Pilkada
Jadi Anggota BPK, Harry Azhar Mundur dari Golkar