TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Syamsuddin Haris, mengatakan pemisahan Kementerian Pendidikan menjadi dua bagian dinilai efektif.
"Jadi, akan lebih fokus, efektivitas akan tercapai," kata Syamsuddin saat ditemui di Auditorium LIPI, Jakarta Selatan, Selasa, 16 September 2014. (Baca: Komposisi Kabinet dari Era Soeharto Sampai Jokowi)
Menurut Syamsuddin, pembagian kementerian tersebut menjadi dua bagian juga telah mendapat banyak masukan dari berbagai kalangan. "LIPI juga ikut memberikan masukan," ujar Syamsuddin. "Masukan setelah dilihat kinerja pendidikan kita selama ini," tuturnya.
Sebelumnya, presiden terpilih Joko Widodo menyatakan akan membagi dua bagian Kementerian Pendidikan di masa pemerintahannya nanti. Dua bagian tersebut adalah pendidikan dasar--mencakup SD, SMP, dan SMA--serta pendidikan tinggi yang akan digabung dengan riset.
Selain itu, dengan adanya pemisahan Kementerian Pendidikan menjadi dua bagian utama, hal yang diuntungkan juga adalah riset. "Selama ini, riset kita sangat tidak berkembang," kata Syamsuddin. Karena itu, menurut Syamsuddin, dengan digabungnya pendidikan tinggi dan riset, riset akan diperhatikan. (Baca: Begini Arsitektur Kabinet Jokowi-JK)
"Setidaknya, riset akan mendapat bagian dari 20 persen dana APBN," ujarnya. Dengan mendapat dana APBN, riset akan diperhatikan, sehingga perkembangannya dipastikan lebih baik di pemerintahan mendatang. "Jadi, tidak hanya untuk pendidikan dasar dan tinggi," tuturnya.
ODELIA SINAGA
Baca juga:
Ratusan Warga Prancis Berjihad untuk ISIS
Kapolri Didesak Ungkap Penyebab Jatuhnya MH370
Pengamat: Kabinet Jokowi Lebih Reformis dari SBY
Anggota DPRD Jakarta, Makan Uang Rakyat dan Bolos Rapat
Sore Ini, Kabinet Jokowi Diumumkan