TEMPO.CO, Malang - Keterlambatan distribusi buku Kurikulum 2013 diduga melibatkan mafia yang sengaja menyimpan atau menahan buku-buku itu untuk dilepas ke pasar saat sekolah-sekolah dan orang tua murid panik.
"Sepertinya ada mafia buku yang bermain. Keterlambatan distribusi buku disengaja mafia sampai orang tua ribut anaknya enggak punya buku dan sekolah-sekolah jadi panik," kata Staf Khusus Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Komunikasi Media, Sukemi, Rabu malam, 3 September 2014. (Baca: Kurikulum 2013 Berpotensi Gagal)
Sukemi menjelaskan, orang tua yang panik kemudian sibuk mencari buku-buku yang dibutuhkan anak mereka di toko atau pasar buku bekas. Lantaran buku tersebut sangat sulit didapat, harganya menjadi mahal. (Baca: Buku Pegangan Kurikulum Tematik Diperjualbelikan)
Modus lain, menurut Sukemi, mafia buku menawarkan buku lain dengan harga yang jauh lebih mahal. Fisik buku yang ditawarkan mirip dengan buku Kurikulum 2013 yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, namun tidak ada logo bertuliskan "Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2014" di sudut kanan atas. (Baca: Guru Khawatirkan Kurikulum 2013 Ganggu Sertifikasi)
Dari sejumlah laporan yang diterima Sukemi, diketahui buku tematik 1 (Diriku) dan tematik 2 (Kegemaranku) untuk kelas I sekolah dasar dan madrasah Ibitidaiyah adalah yang paling banyak dicari. Dia mengatakan semua buku Kurikulum 2013 gratis dengan nilai pembuatan per buku sebesar Rp 8.500. Namun harga jual kedua buku tersebut lebih mahal dua kali lipat. (Baca: Kurikulum 2013, Guru Dipaksa Kuasai Bidang Lain)
Sukemi melanjutkan, sekolah tetap membeli buku mahal yang ditawarkan para mafia buku ini karena mendapat cash back atau pengembalian sebagian uang pembelian. "Tapi ini masih sebatas dugaan berdasarkan pengalaman sebelumnya," ujarnya. (Baca: Sejak Orde Baru, Indonesia 7 Kali Ganti Kurikulum)
ABDI PURMONO
Topik terhangat:
Koalisi Jokowi-JK | Jero Wacik | Sengketa Pilpres | ISIS | Pembatasan BBM Subsidi
Berita terpopuler lainnya:
Makam Nabi Muhammad Akan Dipindahkan
Misteri Batu Berjalan di Lembah Kematian Terkuak
ISIS Kembali Eksekusi Jurnalis Amerika Serikat
Abraham Sebut Jero Wacik Serakah