TEMPO.CO, Lumajang - Masyarakat desa di sekitar Gunung Lemongan Kabupaten Lumajang mendapat pelatihan pengurangan risiko bencana selama 10 hari sejak 15-24 Juni 2014. Pelatihan tersebut diberikan bagi masyarakat di desa-desa teratas lereng gunung api dengan ketinggian 1.676 meter di atas permukaan laut itu.
Aak Abdullah Al Kudus, tokoh pemuda pendiri Laskar Hijau, kelompok pemuda aktifis konservasi di lereng Gunung Lemongan, mengatakan desa-desa yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah desa-desa teratas seperti desa Sumber Petung Kecamatan Ranuyoso, desa Papringan kecamatan Klakah serta desa Salak kecamatan Randuagung. Kegiatan dilakukan secara bergilir masing-masing selama tiga hari.
Materi yang diberikan dalam kegiatan pelatihan tersebut antara lain, sosialisasi tentang karakter Gunung Api Lemongan, gerakan konservasi berbasis masyarakat, pelatihan Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat (PBBM) dan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Kegiatan ini diselenggarakan bersama Muslim Aid dan didukung narasumber dari Pos Pengamat Gunung Api Gunung Lemongan serta fasilitator dari Kappala. (Baca:Kandungan Kimia Danau Gunung Lemongan Diteliti)
Menurut Aak, sampai saat ini BPBD Kabupaten Lumajang belum memiliki Rencana Kontingensi penanggulangan bencana gunung api Lemongan. Sehingga tidak ada panduan bagi pemerintah setempat dan penduduk jika sewaktu-waktu terjadi bencana gunung api Lemongan. Kondisi inilah yang memicu Laskar Hijau untuk mengambil peran ini.