TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Bidang Kehormatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Sidharto Danusubroto membantah pasangan calon presiden dan wakil pesiden Joko Widodo-Jusuf Kalla merekrut perwira tinggi TNI aktif ke dalam tim pemenangan pemilu presiden mendatang.
Menurut dia, PDIP tidak pernah member instruksi mendekati para jenderal aktif untuk ikut menjadi tim sukses Jokowi-Kalla.
"Saya yakin (hal itu) tak ada. Memang ada pengarahan dari Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan dan Letjen TNI (Purn) Hendro Priyono, tetapi tidak untuk TNI aktif," kata Sidharto di Istana Negara, Jakarta, Senin, 2 Juni 2014.
Hal ini disampaikan Sidharto menanggapi pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa ada politikus yang mencoba menarik perwira tinggi TNI-Polri dalam pelaksanaan Pemilu 2014. SBY menyatakan politikus tersebut bahkan meminta perwira untuk meninggalkan Presiden karena sudah mau berakhir masa jabatannya.
"TNI aktif memang harus netral, beliau (Presiden SBY) memang harus mengingatkan begitu. Beliau panglima tertinggi," kata Sidharto.
Menurut dia, PDIP sendiri tak mencium atau menduga ada politikus yang mencoba menarik perwira aktif dalam proses pemenangan salah satu calon presiden dan wakil presiden . Tindakan ini dinilai justru melukai demokrasi karena TNI-Polri harus netral.
"Sangat disayangkan kalau sampai terjadi," kata Sidharto. (Baca juga: Ada Duel Jokowi-Prabowo di Telepon Seluler).
FRANSISCO ROSARIANS