TEMPO.CO, Surabaya - Pakar Vulkanologi, Surono, meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai Gunung Kelud, terutama pada saat mendung. Sebab, pada saat-saat itulah, gas beracun mengambang setinggi manusia. "Jangan dulu masuk (ke sekitar puncak gunung itu) karena belum seimbang benar. Siapa tahu ada gas berbahaya di situ," kata Surono saat berbincang dengan wartawan seusai peringatan Hari Pers Nasional di Surabaya, Rabu malam, 19 Maret 2014.
Ketika presentasi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kepala Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral itu menuturkan kondisi Gunung Kelud belum benar-benar stabil, meski tidak begitu berbahaya. Masyarakat tetap diminta untuk berhati-hati.
Pria yang akrab dipanggil Mbah Rono ini juga meminta Kementerian Pekerjaan Umum untuk menjamin terowongan di sekitar Gunung Kelud tidak tersumbat, sehingga volume air danau di kawah Gunung Kelud kurang dari 5 juta meter kubik. "Kalau lebih dari itu, ancaman bahayanya terlalu tinggi."
Namun hal ini baru bisa dilakukan jika kondisi Gunung Kelud sudah normal. Kementerian Pekerjaan Umum dan pemerintah daerah harus dilibatkan karena diperlukan keahlian dan peralatan khusus untuk memastikan terowongan Gunung Kelud berfungsi baik.
Gunung Kelud erupsi pada 13 Februari 2014. Meski tidak ada korban jiwa akibat letusan, tapi gunung itu memuntahkan material vulkanis yang cukup dahsyat. Tiga kabupaten terkena dampak langsung letusan Gunung Kelud yaitu Kediri, Malang, dan Blitar. Bahkan hujan abu vulkanis juga dirasakan di seluruh Jawa.
AGITA SUKMA LISTYANTI
Terpopuler:
Ketua KPK: Hedonis, Nurhadi Dekat dengan Korupsi
Indonesia Tidak Akui Referendum Crimea
MH370 'Sembunyi' di Balik Pesawat Lain?