TEMPO.CO, Pekanbaru - Pemerintah Provinsi Riau memaklumi kemarahan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno terkait kabut asap Riau yang sudah mengganggu wilayah tetangga. Saat ini, pemerintah Riau sudah berupaya maksimal untuk menanggulangi asap. "Kami sudah tingkatkan statusnya menjadi darurat," kata Kepala Biro Humas Provinsi Riau Fahmizal Usman saat dihubungi Tempo, Sabtu 1 Maret 2014.
Dalam menanggulangi bencana asap ini kata dia, pemerintah turut dibantu lapisan instansi seperti Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BMPB). Pemadaman terus dilakukan dengan menerjunkan ratusan personil baik melalui darat maupun udara.
Fahmi mengatakan, pemerintah pusat melalui BNPB sudah membantu pesawat dan helikopter untuk melakukan water bombing. Pesawat yang dimaksud yakni B-200 kapasitas air 20 ton dan helikopter Kamov untuk water bombing dengan kapasitas air 4,5 ton, serta satu helikopter Sirkovsky kapasitas 4 ton. "Kita tanggapi kemarahan gubernur tetangga ya dengan tindakan pemadaman ini," katanya.
Peristiwa kebakaran lahan menimbulkan kabut asap pekat menyelimuti wilayah Riau sejak sebulan terakhir. Akibat asap, sebanyak 20.000 masyarakat Riau terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Data Dinas Perkebunan Riau menyebutkan seluas 7000 hektare lahan perkebunan milik masyarakat maupun perusahaan hangus terbakar. Masyarakat Riau terancam kehilangan mata pencaharian akibat lahan perkebunan ludes dilalap api.
Di Kepulauan Meranti, seluas 1.800 hektar lahan perkebunan karet dan sagu terbakar, akibatnya masyarakat merugi hingga 60,3 miliar. Sementara di Bengkalis, kebakaran lahan sudah merembet hingga Cagar Biosfer Fiam Siak Kecil, seluas 1.200 lahan rawa gambut itu hangus terbakar, di Kecamatan Bukit Batu, sebanyak 125 warga terpaksa mengungsi akibat kebakaran lahan meluas hingga pemukiman warga.
RIYAN NOFITRA