TEMPO.CO, Bengkulu - Menteri Agama Suryadharma Ali tidak mempermasalahkan program salat berhadiah di Bengkulu yang marak diperbincangkan akhir-akhir ini. (Baca: Di Bengkulu Ada Lomba Salat Jemaah Berhadiah Mobil)
"Saya tidak menyatakan hal itu diperbolehkan, tapi saya memahami itu sebagai motivasi," kata Suryadharma Ali, yang ditemui saat menghadiri kegiatan "Jalan Sehat Umat Beragama" di Bengkulu, Sabtu, 1 Maret 2014.
Ia meminta salat berhadiah ini hanya dipahami sebagai motivasi kepada masyarakat untuk tidak meninggalkan salat. "Ini kita lihat niatnya saja," ujar Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan tersebut.
Suryadharma mengaitkan salat berhadiah ini dengan kisah tentang anak kecil yang mendapat hadiah dari orang tuanya jika mampu melaksanakan puasa dengan baik. (Baca juga: Quraish Shihab: Salat Berhadiah Boleh untuk Anak)
Dia menyebutkan, jika berhasil, program Pemerintah Kota Bengkulu ini akan berdampak baik bagi masyarakat.
Wali Kota Bengkulu Helmi Hasan, penggagas program tersebut, mengatakan pemberian hadiah untuk masyarakat yang salat hanya bertujuan menjadikan Kota Bengkulu sebagai kota religius. Program awal melibatkan umat Islam. Selanjutnya, dia melanjutkan, akan dibuat program untuk penganut agama lainnya.
"Kementerian Agama adalah pemimpin saya. Dalam Islam, yang harus dipatuhi adalah pimpinan dan ulama. Jika keduanya menyatakan program ini dihentikan dengan pertimbangan hukum formal dan agama, maka saya akan ikuti," ungkap Helmi Hasan pada kesempatan yang sama.
Tak hanya di Bengkulu, di Yogyakarta juga ada masjid yang menawarkan hadiah bagi masyarakat yang ikut salat berjamaah. (Di Masjid Jogokariyan, Rajin Salat Berhadiah Umrah)
PHESI ESTER JULIKAWATI