TEMPO.C, Jakarta - Pihak Istana menyatakan buku Selalu Ada Pilihan ditulis Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan niat baik dan sikap rendah hati, tanpa bermaksud sombong seperti yang disangka sejumlah pihak.
"Juga jauh dari kehendak untuk mendapatkan manfaat politik dari yang ditulis dalam setiap halamannya," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Politik, Daniel Sparringa, melalui surat elektronik kepada Tempo, Senin, 20 Januari 2014.
Menurut dia, keberadaan buku ini tak dimaksudkan untuk memenangkan atau mengalahkan pihak tertentu. Daniel mengatakan, buku itu disusun SBY sebagai seorang yang mencintai buku dan menghormati pengetahuan lebih dari segalanya.
"Isinya pun tidak dimaksudkan menjadi menara gading, berdiri di atas semua kebenaran yang mungkin dimiliki oleh orang lain," ujar Daniel. Menurut dia, buku itu menawarkan penglihatan SBY terhadap hidup yang dijalani seorang presiden.
"Isinya menyanding, kadang membanding, bukan menanding," kata Daniel. "Mereka yang membacanya tetap boleh membawa penafsiran mereka masing-masing."
Adapun buku Selalu Ada Pilihan berisi pengalaman SBY sebagai presiden selama sembilan tahun terakhir. Peluncuran buku ini dilakukan di Jakarta Convention Center, Jumat malam pekan lalu.
PRIHANDOKO
Berita terkait Buku SBY
Sakit Hati SBY Tak Jadi Cawapres Mega
Gaya Siapa yang Ditiru SBY, Mega atau Gus Dur?
Lewat Buku, SBY Bilang Tak Suka Kritik Asbun
Sejarah SBY Mau Aktif di Media Sosial
SBY Bahas Soal Fitnah di Buku 'Selalu Ada Pilihan'
Alasan SBY Pilih Judul Buku 'Selalu Ada Pilihan'
SBY Stres Bukunya Terlalu Tebal