TEMPO.CO, Jakarta - Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY resmi menjabat Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/BPN). Presiden Joko Widodo alias Jokowi melantiknya di Istana Negara pada Rabu, 21 Februari 2024. Diketahui, AHY menggantikan Hadi Tjahjono yang kini berganti jabatan menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, menggantikan Mahfud Md yang mundur pada 31 Januari 2024.
Di hari pertama menjabat, AHY menyatakan ingin menghadirkan ATR yang humanis. “Yang benar-benar menyentuh masyarakat,” kata AHY ketika ditemui di Kantor Kementerian ATR/BPN pada Rabu sore, 21 Februari 2024.
Terpilihnya AHY sebagai menteri ATR/BPN lahir dari proses konsolidasi panjang yang membuat posisi Partai Demokrat kian mantap di pemerintahan. Partai Demokrat, yang didirikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 9 September 2001 awalnya dibentuk dengan tujuan mendukung Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Calon Presiden. Sejak itu, partai ini telah mengalami berbagai pasang surut dalam perjalanan politiknya di Indonesia.
Partai Demokrat memulai debutnya dalam Pemilu 2004, ketika mereka mendapatkan peringkat ke-5 dalam Pileg dengan total suara 7.45 persen dan 57 kursi di DPR. Susilo Bambang Yudhoyono maju sebagai Capres dengan Jusuf Kalla sebagai Cawapres, dan mereka berhasil memenangkan Pilpres 2004 setelah dua putaran.
Puncak kejayaan Partai Demokrat terjadi pada tahun 2009, di mana mereka memenangkan Pileg dengan meraih 150 kursi atau 26,4 persen di DPR RI. SBY kembali terpilih sebagai Presiden bersama Boediono sebagai Wakil Presiden.
Namun, pada tahun 2013, Ketua Umum Partai Demokrat saat itu, Anas Urbaningrum, terlibat dalam kasus korupsi yang membuatnya tersandung dan dipecat dari jabatannya. SBY kemudian mengambil alih sebagai Ketum, dan pada 2015, ia terpilih kembali secara aklamasi.
Perjalanan Partai Demokrat kemudian mengalami pasang surut. Pada Pileg 2014, mereka menempati posisi keempat, dan elektabilitas mereka terus menurun hingga Pileg 2019 di mana mereka menempati posisi ketujuh di DPR. Pada tahun 2020, AHY terpilih sebagai Ketum Partai Demokrat menggantikan SBY.
Namun, pada 2021, Partai Demokrat dihadapkan pada isu internal ketika beberapa kader menggelar KLB dan menetapkan Moeldoko sebagai Ketum. Hal ini memicu ketegangan internal di partai, meskipun DPD Partai Demokrat di berbagai daerah tetap mendukung AHY.
Dalam sebuah buku berjudul Harga Sebuah Pilihan: Strategi PKS dan Partai Demokrat Menata Raut Wajah (2018), Partai Demokrat didirikan dengan strategi membangun organisasi dari atas, yang berpusat pada popularitas tokoh karismatiknya, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Kelahiran partai ini secara tidak terbantahkan bertujuan untuk mendukung SBY sebagai calon presiden pada pemilu 2004. Popularitas SBY yang telah mapan di masyarakat lebih dulu menjadi daya tarik daripada popularitas Partai Demokrat. Pembentukan partai ini dilakukan dengan cepat, mengandalkan jaringan dari pendirinya yang terdiri dari kaum akademisi dan pengusaha.
Meskipun berhasil meraih suara yang signifikan pada pemilu 2004 dan menjadi partai pemenang pada pemilu 2009, Partai Demokrat berambisi untuk berkuasa, tetapi mengabaikan pembangunan organisasinya sehingga menjadikan partai tersebut rentan.
Keunggulan dalam mengelola popularitas tidak mampu memperkuat struktur organisasi partai. Terlalu bergantung pada tokoh SBY, baik untuk meningkatkan elektabilitas maupun mengelola partai, membuat Partai Demokrat terfokus pada satu figur sentral. Oleh karena itu, terpilihnya AHY sebagai Menteri ATR/BPN memberi dampak baru bagi elektabilitas Partai Demokrat.
MICHELLE GABRIELA | RIRI RAHAYU | HENDRIK KHOIRUL MUHID
Pilihan editor: Dulu Lantang Kritik Food Estate dan Perpu Cipta Kerja, AHY Kini Jadi Pembantu Jokowi