TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga terduga teroris Nurul Haq dan Fauzi enggan memberikan komentar soal tewasnya kedua pria itu. Keduanya tewas dalam penggerebekan yang dilakukan Detasemen Khusus 88 Antiteror pada Rabu, 1 Januari 2014.
"Saya lagi enggak terima wartawan. Keluarga juga enggak mau terima wartawan," kata salah satu anggota keluarga yang diketahui bernama Imam kepada Tempo di sebuah pangkalan ojek di RT 08 RW 12, Rawa Buaya, Jakarta Barat, Ahad, 5 Januari 2014.
Saat dimintai keterangan soal adanya penolakan warga terhadap jenazah Nurul Haq dan Fauzi untuk dimakamkan di Rawa Buaya, Imam kembali pelit bicara. "Kita tidak lagi mau ngomong," kata Imam. Setelah itu, Imam langsung meninggalkan pangkalan ojek dengan motornya.
Umar, 62 tahun, seorang tukang ojek, mengatakan Imam memang merupakan anggota keluarga Nurul Haq dan Fauzi. "Tapi saya kurang tahu, dia pamannya atau kakaknya," ujarnya. Umar menambahkan, Imam memang orangnya tidak banyak bicara. "Tadi aja saya enggak ngobrol dan duduknya jauh-jauhan sama dia."
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tempo, keluarga Nurul Haq dan Fauzi tinggal di Jalan Nusa Indah RT 07 RW 012. Rumah itu dihuni oleh kakek dan neneknya. Tidak terlihat adanya aktivitas di kediaman yang tidak memiliki pagar tersebut. Pintu rumah ditutup dan di teras terdapat sebuah motor.
Nurul Haq dan Fauzi tewas bersama empat terduga teroris lainnya saat Densus 88 Antiteror menggerebek sebuah rumah di di Jalan Ki Hajar Dewantoro, Gang Haji Hasan RT 04 RW 07, Kelurahan Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Ke-4 terduga teroris lainnya adalah Nur Hidayat, Rizal Ali Ma'ruf, Edo, dan Hendi.
Kemarin, jenazah Nurul Haq, Fauzi, Dayat, Rizal, dan Edo dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Pondok Rangon, Jakarta Timur, sekitar pukul 11.00. Adapun jenazah Hendi dibawa ke Tasikmalaya, Jawa Barat.
SINGGIH SOARES
Terkait:
Polisi Sebarkan Foto Terduga Teroris Ciputat
Resepsi Pernikahan Terduga Teroris Ciputat Batal
31 Macam Barang Bukti Milik Teroris Ciputat
Keluarga Teroris Ciputat Datangi RS Polri