Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Fikri Menjahit Sarung Sebelum Tewas di Pelonco ITN

image-gnews
Mahasiswa ITN Malang (Foto: ITN)
Mahasiswa ITN Malang (Foto: ITN)
Iklan

Hari pertama kegiatan, mereka menginap di rumah warga. Total sebanyak 40 rumah menjadi tempat tinggal para mahasiswa. Selama dua hari mereka menginap dan melakukan kegiatan sosial, seperti mengecat rumah ibadah, membersihkan taman kanak-kanak dan membantu memperbaiki rumah warga.

Namun, pada hari ketiga mereka berpindah tidur di tenda yang berdiri di kawasan camping ground. Mereka juga melakukan kegiatan menanam mangrove di pesisir pantai. Kegiatan ini juga dihadiri Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Malang, polisi air, polisi kehutanan dan warga setempat. "Pemerintah mendukung kegiatan kami," kata bekas sekretaris jurusan Planologi, Arief Setiyawan.

Namun, usai kegiatan sosial pada malam hari peserta kemah menjalani stressing untuk menguji mental mahasiswa baru. Mereka diajak bernyanyi dan beragam games. Jika salah, mereka dihukum melakukan push up di tempat. "Saat push up punggung saya diinjak panitia," kata Joko.

Jumat itu, mereka juga mengalami beragam kekerasan. Sejumlah mahasiswi baru dipaksa makan bawang. Wajah mereka disiram air bawang hingga melepuh. Mereka juga dipaksa minum air laut. Bahkan, mereka juga mengalami pelecehan seksual. Sesama peserta laki-laki dipaksa berpelukan layaknya hubungan suami istri.

Saat makan pun tak luput dari kekerasan. Para mahasiswa baru dipaksa mengusap tangan ke tanah sampai menghitam. Jika tak menghitam, panitia menginjak tangan peserta sampai hitam dilumuri tanah. Selain itu, peserta hanya diberi satu sampai dua botol air minum dibagi untuk seluruh peserta. Akibatnya, peserta merasa lemas karena kekurangan air minum atau dehidrasi.

Usai kegiatan stressing, peserta mengikuti malam keakraban. Modelnya seperti kegiatan Take Me Out seperti di layar televisi. Saat itu, Fikri maju ke depan dan diminta menyampaikan pernyataan. Lantas dengan lantang Fikri menyampaikan "Saya akan melindungi kalian teman-teman, dari kekerasan Fendem (panitia bagian keamanan)".

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selanjutnya, seluruh peserta diminta berdiri membelakangi Fikri yang diapit petugas keamanan atau Fendem ke balik tenda. Sempat terdengar teriakan Fikri seperti kesakitan. "Fikri mengerang kesakitan. Kami tak bisa melihat," katanya.

Fikri diduga menjadi incaran karena ia dianggap terlalu vokal. Malam itu, mereka kembali tidur di tenda masing-masing. Namun, Joko tak mengetahui kabar Fikri selanjutnya karena terpisah dan beda kelompok. Sabtu, 12 Oktober 2013, mereka berjalan kaki menuju ladang sejauh dua kilometer. Medan berat dan naik turun sehingga menguras energi para peserta.

Mereka bertugas meratakan tanah untuk menjadi jalan kegiatan pelepasan tukik yang dilangsungkan di pesisir selatan. Namun, tengah hari tiba-tiba panitia memutuskan mengakhiri kegiatan atau maju sehari. Padahal, kegiatan dijadwalkan berakhir 13 Oktober 2013. Tak biasanya, mereka pun makan lahap dan minum disediakan cukup sesuai kebutuhan. Aksi kekerasan pun tak dilakukan.

Perasaan lelah fisik dan psikis, para mahasiswa kembali menuju kampus. Beramai-ramai mereka menumpang bus. Sepanjang perjalanan Joko juga tak mengetahui kabar atau kondisi Fikri. Setibanya di kampus, katanya, panita dan sejumlah dosen mengabarkan Fikri meninggal karena kelelahan.

Sementara paman Fikri, Nurhadi, mengaku sore itu mengaku kangen dengan Fikri setelah empat hari tak bersua. Tiba-tiba ia menerima telepon saudara di Mataram yang menjelaskan Fikri meninggal di tempat perkemahan. Nurhadi langsung menuju kampus ITN, meminta penjelasan dosen dan mahasiswa jurusan Planologi. "Saya tunggu lama, tak ada yang tahu," katanya.

Tiba-tiba seorang dosen menemuinya dan menjelaskan jika Fikri meninggal dan jenazah sedang diangkut ke kamar jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar Malang. Nurhadi kaget karena mendapati bola mata sebelah kanan berlumuran darah, bahkan berceceran mengotori pakaian. "Saya curiga, tapi penjelasan ITN penyebab kematian karena kelelahan," katanya.

Selain itu, keterangan yang tertuang dalam visum yang dikeluarkan kedokteran forensik RSSA Malang menyebutkan fakta tambahan, yakni lidah menjulur, tergigit, sedangkan kelaminnya mengeluarkan sperma. Namun, dokter forensik tak menemukan tanda kekerasan di sekujur tubuhnya.

"Dokter pun menyimpulkan Fikri meninggal karena kelelahan," katanya. Keluarga tak memprotes, katanya, karena ITN pun menegaskan tak ada kekerasan selama KBD. Jenasah disemayamkan dan disalatkan di Yayasan Gotong Royong sebelum diberangkatkan ke Mataram, Nusa Tenggara Barat. Teman sesama mahasiswa baru ITN berkumpul memberikan penghormatan dan doa terakhir kalinya.

Usai pemakaman, Nurhadi mengaku menerima sejumlah telepon dari teman Fikri sesama mahasiswa ITN Malang. Mereka menceritakan jika terjadi kekerasan selama kemah. Mereka meminta Nurhadi tak percaya keterangan yang menyebut bahwa Fikri meninggal karena kelelahan. "Mereka pun ketakutan," katanya.

Sejumlah teman Fikri yang sering berkunjung ke rumahnya pun tak mampir sejak kejadian itu. Orang tua korban, Muchsin dan Khusnul Fikhiyah, semakin yakin anaknya menjadi korban kekerasan setelah muncul pemberitaan di media massa. "Kakak saya menuntut kasus ini diungkap," katanya.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Unggung Cahyono melalui pesan pendek menyatakan perkara akan diteruskan. Sebagai langkah awal, polisi memanggil saksi tambahan. Sebelumnya polisi telah meminta keterangan tujuh mahasiswa ITN Malang yang menjadi panitia kemah. "Butuh saksi tambahan," katanya.

Selain itu, penyidik Kepolisian juga mengumpulkan bukti petunjuk lainnya. Namun, ia enggan menyebutkan bukti yang dibutuhkan untuk mengungkap perkara tersebut. Unggung berharap keluarga korban bersedia dan mengizinkan otopsi atau bedah mayat untuk mengetahui penyebab kematian Fikri.

EKO WIDIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hindari Pelonco, Pengenalan Siswa Baru di Tegal Diisi Permainan Tradisional  

19 Juli 2017

Cyber bullying
Hindari Pelonco, Pengenalan Siswa Baru di Tegal Diisi Permainan Tradisional  

Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di Kota Tegal dilakukan dengan cara yang tak biasa.


Mahasiswa Pelonco Maut ITN Terancam Dipecat  

27 Januari 2014

Kampus ITN Malang (Foto: ITN)
Mahasiswa Pelonco Maut ITN Terancam Dipecat  

Kontras Surabaya menilai pasal yang dikenakan penyidik kepolisian tidak tepat.


4 Tersangka Pelonco Maut ITN Diperiksa Pekan Ini  

21 Januari 2014

Lokasi utama kegiatan Kemah Bakti Desa (KBD) yang diselenggarakan Jurusan Planologi, Institut Teknologi Nasional, Malang, di obyek wisata Pantai Gua Cina, Malang, Jawa Timur. TEMPO/Abdi Purmono
4 Tersangka Pelonco Maut ITN Diperiksa Pekan Ini  

Rektor ITN Malang Soeparno Djiwo belum mengetahui siapa yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pelonco maut ITN.


Polisi Tetapkan Empat Tersangka Kasus Pelonco ITN  

20 Januari 2014

Mahasiswa ITN Malang (Foto: ITN)
Polisi Tetapkan Empat Tersangka Kasus Pelonco ITN  

Mereka dijerat Pasal 359 KUHP.


Tersangka Pelonco Maut ITN Ditetapkan Pekan Depan

10 Januari 2014

Mahasiswa ITN Malang (Foto: ITN)
Tersangka Pelonco Maut ITN Ditetapkan Pekan Depan

Calon tersangka selama ini kooperatif, sehingga tidak ditahan.


Kontras Tagih Kasus Kekerasan ITN ke Polda Jatim  

7 Januari 2014

Ilustrasi. visualphotos.com
Kontras Tagih Kasus Kekerasan ITN ke Polda Jatim  

Bahkan sejumlah senior mahasiswa nonpanitia juga melakukan

kekerasan. Kegiatan itu dinilai seperti program semimiliter

tapi tak terencana.


Buntut Pelonco Maut ITN, Polisi Periksa Rektor

26 Desember 2013

Kampus ITN Malang (Foto: ITN)
Buntut Pelonco Maut ITN, Polisi Periksa Rektor

Kontras Surabaya menilai rektor, kepala jurusan, dan dekan harus ikut bertanggungjawab atas tewasnya Fikri dalam pelonco tersebut.


Dampak pelonco ITN, Disiapkan Rambu Opspek

21 Desember 2013

Mahasiswa ITN Malang (Foto: ITN)
Dampak pelonco ITN, Disiapkan Rambu Opspek

APTISI juga merumuskan model orientasi program studi dan pengenalan kampus (Opspek).


Rektor ITN: Mahasiswa Tak Jujur Soal Foto  

20 Desember 2013

Mahasiswa ITN Malang (Foto: ITN)
Rektor ITN: Mahasiswa Tak Jujur Soal Foto  

Panitia hanya memberikan foto kegiatan yang baik dalam laporan kepada Rektor ITN.


Gelar Perkara Pelonco ITN Malang di Polda Jatim  

20 Desember 2013

Kampus ITN Malang (Foto: ITN)
Gelar Perkara Pelonco ITN Malang di Polda Jatim  

Setelah gelar perkara akan ditentukan siapa yang bertanggung jawab dan ditetapkan sebagai tersangka.