TEMPO.CO, Malang - Angka kematian bayi dan ibu hamil di Kabupaten Malang tertinggi nomor enam dari 38 kabupaten dan kota di Jawa Timur. Posisi pertama dan kedua masing-masing ditempati Surabaya dan Jember.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang Mursyidah mengatakan, dalam dua tahun terakhir, seratusan bayi berumur kurang sebulan meninggal. Hal ini mengacu pada kriteria kematian bayi hanya pada bayi berusia nol sampai 28 hari.
Pada 2012, tercatat bayi meninggal sebanyak 196 orang, dan hingga November 2013, tercatat 130 bayi meninggal. Sedangkan ibu hamil yang meninggal sepanjang 2012 berjumlah 25 orang, dan hingga November tahun ini sudah mencapai 22 orang.
"Tentu saja kami sangat berharap jumlah kematian bayi dan ibu hamil tidak bertambah. Sejujurnya kami mengakui, urusan kematian bayi dan ibu hamil belum sepenuhnya mampu kami kendalikan," kata Mursyidah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, pada Kamis, 21 November 2013.
Pengendalian angka kematian ibu dan bayi diupayakan dengan menjalankan Program Expanding Maternal and Newborn Survival (Emas), bekerja sama dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Dinas Kesehatan mendapat pelatihan dan pendampingan selama dua tahun.
Hasilnya, kata Mursyidah, meski belum mampu sepenuhnya menurunkan angka kematian bayi dan ibu hamil, sejauh ini kualitas layanan terhadap ibu hamil dan bayi mulai membaik. Keterampilan kader kesehatan, bidan, dan dokter pun meningkat.
Program Emas secara nasional dilaksanakan di enam provinsi. Di Jawa Timur, Program Emas baru diterapkan di Malang dan Sidoarjo. Selanjutnya, Program Emas akan diterapkan di Kabupaten dan Kota Blitar, serta Kabupaten dan Kota Pasuruan.
ABDI PURMONO
Baca juga:
Angelina Sondakh dan 'Rahasia' di Tangannya
Hukuman Angelina Sondakh Diperberat, KPK Girang
Krisis RI-Australia, TNI Tarik F-16 dari Darwin
Hacker Indonesia Lumpuhkan Situs Polisi Australia