TEMPO.CO , Jakarta:Irmawati 40 tahun, istri terduga teroris Suardi yang tewas ditembak Detasemen Khusus 88 Antiteror Markas Besar Kepolisian Kamis 17 Oktober 2013, membantah suaminya sebagai teroris.
Menurut Irmawati, sejak mengundurkan diri sebagai guru pegawai negeri sipil yang mengajar pada SD Inp 6/80 di Dusun Kalakkang, Desa Ulaweng Riaja, suaminya hanya berkebun di Desa Koppe Kecamatan Bengo, serta membuka usaha penjahitan dirumahnya, dan membuka pengajian yang mengajarkan ilmu tajwid al-Quran.
"Saya heran saat polisi datang menggeledah rumah kami, apa salah suami saya, dia hanya mengajar ilmu tajwid, terus buka penjahitan dan berkebun di Koppe," kata Irma yang juga guru pada Sekolah Dasar Negeri 128 Ulaweng Riaja.
Irma menceritakan, sebelum tertembak, pada hari Kamis, suaminya bersama salah seorang anaknya Irwandi, pamitan hendak ke kebun miliknya di Desa Koppe, kecamatan Bengo. Namun setelah keduanya meninggalkan rumah di Ulaweng Riaja, Irma tidak tahu lagi keberadaan, hingga sejumlah polisi datang menggeledah rumahnya.
Sementara itu, Adi salah seorang murid pengajian Suardi, mengatakan, tidak percaya kalau Suardi terlibat teroris karena materi-materi pengajian yang dibawakan Suardi, sama dengan materi guru pengajian yang lainnya, dan dilaksanakan secara terbuka.
"Saya tahu aktifitas kesehariannya, pengajiannya tidak tertutup, ia juga selama ini tidak pernah merantau, kalaupun ia bepergian itu hanya ke Bone atau ke Makassar untuk membeli bahan jahitan, itupun Suardi jalan bebas dan tidak pernah tertutup," kata Adi.
ANWAR MARJAN
Berita Terpopuler:
Karni Ilyas: Jawara Boleh Hadir, Tapi Jadi Tamu
Foto Bersama Bunda Putri Muncul, Gita: Tidak Kenal
Sultan Bakal Gunakan BMW X5 untuk Blusukan
Cerita Lucu Jokowi Selama Setahun Pimpin Jakarta
Ranking FIFA, Indonesia Loncat Delapan Peringkat