TEMPO.CO, Jambi - Desakan meminta Kapolda Jambi mundur dari jabatannya semakin deras terkait bentrok antara aparat dengan pelaku penambang emas tanpa izin (PETI) di Desa Mengkadai, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, Jambi, Selasa kemarin. Bentrokan itu berujung maut.
Desakan itu disampaikan beberapa elemen masyarakat, baik sejumlah LSM maupun mahasiswa. Mereka mendesak Kapolri untuk segera mencopot jabatan Kapolda Jambi Brigadir Jenderal Polisi Satria Hari Prasetia.
"Kami meminta agar Kapolri mencopot jabatan Kapolda Jambi atau Kapolda sendiri dengan sadar melepas jabatannya karena dinilai tidak mampu dalam menjalankan tugasnya. Sejak Pak Satria menjabat sebagai Kapolda Jambi, sudah ada beberapa kali kejadian yang menyebabkan warga menjadi korban kekerasan anak buahnya," kata Ketua Persatuan Peani Jambi, Aidil Putra, dalam orasinya melalui aksi demo di Simpang Empat Bank Indonesia, Telanaipura Jambi, Kamis, 3 Oktober 2013.
Menurut Aidil, sejak menjabat Kapolda Jambi sekitar tiga bulan lalu, sedikitnya sudah ada tiga kali kejadian yang menelan korban jiwa akibat kekerasan aparat kepolisian di daerah tersebut. Pertama adalah penembakan terhadap kontributor Trans 7, Anton Nugroho, saat meliput demo mahasiswa menentang kenaikan BBM, meninggalnya dua orang siswa SPN Jambi saat latihan beberapa waktu lalu, dan terakhir meninggalnya dua warga Sarolangun terkena tembakan petugas saat razia PETI pada Selasa kemarin.
Desakan serupa datang dari kalangan pemuda dan Himpunan Mahasiswa Sarolangun. Sejak tiga hari terakhir, mereka melakukan aksi demo di kediaman Rumah Dinas Bupati Sarolangun Cek Endra dan rumah dinas Gubernur Jambi Hasan Basri Agus. "Kami meminta Kapolda Jambi mundur dari jabatannya dan Gubernur Jambi serta Bupati Sarolangun bertanggung-jawab atas kejadian tersebut," kata Koordinator Himpunan Mahasiswa Sarolangun, Supriadi.
Menanggapi desakan tersebut, juru bicara Polda Jambi Ajun Komisaris Besar Almansyah menyatakan jika dirinya belum bisa memberikan tanggapan tentang desakan masyarakat agar Kapolda Jambi mundur. "Operasi razia PETI di Sarolangun ini dilaksanakan setelah sebelumnya dilakukan rapat koordinasi antara pejabat pemerintah daerah dengan pihak keamanan, baik dari kepolisian maupun TNI dan unsur Muspida lainnya," kata Almansyah.
Menurut dia, kini kondisi di tempat kejadian sudah kondusif. Rabu kemarin, baik korban meninggal dunia dari aparat Brimob Polda Jambi atas nama Brigadir Anumerta Merto Fernandus Hutagalang, dan dua korban meninggal dari pihak warga bernama Asep, 16 tahun, serta Hapni, 24 tahun, sudah dikebumikan. "Sekarang antara aparat keamanan dan pemerintah daerah terus melakukan koordinasi mencari penyelesaian masalah," ujarnya.
SYAIPUL BAKHORI
Berita Terpopuler
KPK Tangkap Akil Mochtar dan Politikus Golkar
KPK Tangkap Ketua MK Akil Mochtar?
Suami Holly Angela Auditor Utama BPK
Ini Obamacare yang Buat Pemerintah AS Shutdown