TEMPO.CO, Jakarta - Hasil Survei Demografi dan Kesehatan 2012 menunjukkan tingkat kematian ibu meningkat tajam dibanding survei yang dilakukan 2007 silam. Survei menemukan terdapat kematian ibu melahirkan sebanyak 359 per 100 ribu kelahiran. Padahal, pada survei 2007 angka kematian ibu hanya 228 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.
Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agung Laksono, mengatakan peningkatan angka kematian ibu merupakan pekerjaan besar yang harus segera diatasi. "Ini pertanda program yang dijalankan belum sukses dan harus diakui capaian MDGs di luar track," kata Agung usai peluncuran hasil SDKI 2012, di Jakarta Convention Center, Rabu, 25 September 2013.
Menurut Agung, selama ini program peningkatan kesehatan ibu dan anak belum menjadi prioritas utama di beberapa daerah. Hal ini terlihat dari prioritas anggaran dan program kerja bidang kesehatan di kabupaten dan kota yang masih rendah.
Sesuai dengan target Millenium Development Goals 2015, angka kematian ibu ditargetkan berada di angka 102 per 100 ribu kelahiran hidup. Menurut Agung, target ini menjadi utang program besar yang harus segera dibereskan Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait. "Saya minta Kemenkes dan lembaga terkait segera membereskan koordinasi."
Kepala Pusat Teknologi Intervensi Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan, Anwar Musadad, mengatakan meningkatnya angka kematian ibu bisa disebabkan oleh meningkatnya usia kawin muda. Merujuk hasil SDKI 2012, jumlah remaja usia 15-19 tahun yang sudah melahirkan atau sedang hamil meningkat menjadi 9,5 persen. Sedangkan pada SDKI 2007 angkanya hanya 8,5 persen. "Situasi sekarang seperti mundur beberapa tahun di mana usia kawin muda meningkat."
Untuk menekan angka kematian ibu, Anwar mengatakan Kementerian Kesehatan akan terus melakukan intervensi kesehatan. Salah satunya dengan memberi terus memberi pemahaman tentang reproduksi sejak remaja. "Pengetahuan reproduksi dan gizi remaja menjadi prioritas melalui program UKS dan penyuluhan di sekolah." Kemenkes berharap dengan intervensi dini, para perempuan bisa lebih siap menghadapi persalinan.
IRA GUSLINA SUFA