TEMPO.CO, Makassar - Gaya mecari simpati yang dilakukan calon Wali Kota Makassar, Erwin Kallo, terbilang berisiko. Pada Kamis sore, 20 Juni 2013, kandidat jalur independen ini, dengan percaya diri, menerobos puluhan mahasiswa yang tengah berunjuk rasa menolak penaikan harga bahan bakar minyak. Erwin tak sendiri. Ia juga memboyong tim lapangan, yang sibuk menyorot wajahnya.
Tanpa diminta, Erwin langsung berorasi layaknya orator lapangan, di depan kampus Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Bahkan Ketua Dewan Kesenian Makassar itu sudah membawa pengeras suara sendiri. Melihat tingkah Erwin, demonstran tak memberi elukan, apalagi dukungan. Mereka malah langsung mengusirnya. Erwin dianggap penyusup.
"Erwin, kami ketahui sebagai politisi yang mau menyusup," kata Risyal Jazman, Koordinator Forum Mahasiswa UMI, Jumat, 21 Juni 2013. 'Makanya kami mengusirnya, dan menolak aksi teman-teman dipolitisasi."
Menurut Risyal, Erwin dan juru kameranya langsung angkat kaki ketika mahasiswa mengusir. "Tetapi tidak sampai ada anarki, karena demo kami murni penolakan kenaikan harga BBM. Kami tak mau ada yang menunggangi," kata Risyal.
Unjuk rasa menolak penaikan harga BBM di Makassar terus terjadi selama beberapa hari terakhir. Demonstrasi itu dilakukan dengan pelbagai cara. Mulai dari orasi, long march, meminta tanda tangan masyarakat pendukung penolakan penaikan harga BBM, hingga kerusuhan antara pendomo dengan penduduk atau polisi.
IRFAN ABDUL GANI
Terhangat:
Evaluasi Jokowi | Kenaikan Harga BBM | Rusuh KJRI Jeddah
Berita lainnya:
Malam Ini Pengumuman Harga BBM Bersubsidi Naik
Pensil Bluetooth dan Gelang Komunikasi di SBMPTN
Soal Asap, Menkokesra: Singapura Jangan Mengeluh
Ada Soal Luthfi Hasan di Ujian, PKS Protes SMK