TEMPO.CO, Malang--Perayaan kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama disambut gembira. Berbagai cara dilakukan untuk meluapkan kegembiraan, mulai corat-coret seragam hingga konvoi keliling kota. Cara berbeda ditunjukkan oleh siswa Madrsah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Malang. Mereka bersujud syukur bersama diselingi pertunjukan aneka permainan tradisional.
"Kami ingin menunjukkan cara bersyukur yang islami sambil melestarikan permainan tradisi," kata Kepala MTsN 1 Malang, Binti Maqsudah, Sabtu 1 Juni 2013. Saat pengumuman kelulusan, diiringi tangis haru sejumlah siswa. Mereka memiliki cara sendiri dalam merayakan kelulusan seperti unjuk kesenian tradisional. Atraksi ini menarik karena para siswa dan guru mengenakan pakaian adat mulai Jawa, Bali, Betawi, dan pakaian adat lain.
Atraksi para siswa ini dilanjutkan dengan membentuk konfigurasi "Satu kata anti corat coret". Permainan tradisional, katanya, merupakan bentuk pertunjukan khas anak-anak. Mengingat masa kanak-kanak adalah bermain. Namun, selepas lulus pendidikan menengah mereka akan memasuki fase remaja yang berbeda dengan masa kanak-kanak.
Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan amal berupa menyumbangkan alat tulis, seragam, buku bagi 132 anak yatim piatu. Serta memberikan santunan bahan pokok seperti minyak goreng, gula pasir, mie instan kepada anak yatim, fakir, miskin dan masyarakat sekitar. Sedangkan donasi sumbangan uang tunai dari para siswa kelas 9 terkumpul dana sebesar Rp 84 juta. "Uang donasi disalurkan ke Madrasah Ibtidaiyah," katanya.
Seorang siswa MTsN 1 Malang bernama Shofia Qurrota A'yunin meraih peringkat kelima terbaik nasional. Nilai rata-rata ujian nasional 9,85. Shofiya mengaku senang tak menyangka mendapat nilai tinggi. "Senang dan terharus, tak disangka lima terbaik nasional," katanya.
Kepala bidang pendidikan menengah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Dikbud Kota Malang, Suwarjana jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memberikan hadiah bagi para siswa yang lulus dengan nilai ujian nasional tinggi. Sementara nilai rata-rata ujian nasional di Malang turun dibanding tahun lalu. "Komposisi soal ujian nasional tahun ini lebih sulit," katanya.
EKO WIDIANTO
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Vs KPK | Vitalia Sesha |Fathanah
Baca juga
EDSUS GENG MOTOR
Calon Kapolri Bocor, Kompolnas Protes Komnas HAM
Adik John Kei Tewas Ditembak
Inter Dibeli Erick Thohir, Ini Komentar Zanetti
SBY Dapat World Statesman Award, Beri 4 Janji