TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap Kepala Dinas Pendidikan, guru, kepala sekolah, dan pengawas menjadikan hasil analisis ujian nasional (UN) sebagai salah satu alat refleksi dan acuan peningkatan mutu pendidikan. “Saya berharap hasil analisis ujian ini dijadikan cermin yang jujur, dan yang terpenting dapat menjadi pendorong perbaikan mutu pembelajaran.” Menteri menyampaikannya dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu, 18 April 2018.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, Totok Suprayitno menerangkan bahwa soal-soal UN terdiri dari tiga level kognitif. Adapun tiga level itu, yaitu level satu pengetahuan pemahaman sekitar 30 persen, level dua aplikasi sekitar 60 persen, dan level tiga penalaran sekitar 10 persen.
Baca:
Mulai 2018, Siswa Bisa Cetak Sendiri Hasil ...
Ini Pesan Menteri Muhadjir Effendy Menjelang ...
Soal-soal tersebut ditulis oleh guru dan ditelaah oleh para guru yang kompeten dan dosen dari beberapa perguruan tinggi.
Hasil telaah itu, kata Totok, akan digunakan untuk mendiagnosa topik-topik yang harus diperbaiki di setiap sekolah untuk setiap mata pelajaran UN. Hasil analisis itu akan didistribusikan ke semua Dinas Pendidikan untuk ditindaklanjuti dengan program-program peningkatan mutu pembelajaran.
Baca: Soal HOTS yang Bikin Gaduh Peserta UN SMA
Mendikbud berpesan agar para siswa dapat memahami dan meyakini bahwa pembelajaran merupakan proses yang panjang dan tidak bisa instan. “Tetaplah bersemangat, belajar sungguh-sungguh."
Pelajar diminta senantiasa berusaha meningkatkan kemampuan dan kompetensi masing-masing. "Jadilah manusia pembelajar sepanjang hayat,” kata Muhadjir.