TEMPO.CO, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menggerebek tempat persembunyian terduga teroris di beberapa lokasi di Bandung, Kebumen, Pamulang, Batang, Kendal, dan Jakarta. Dalam penggerebekan ini, sebanyak tujuh orang terduga teroris tewas tertembak.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, mengatakan penggerebekan tersebut dilakukan sejak Rabu kemarin, 8 Mei 2013, hingga Kamis hari ini. "Dari penggerebekan ini, 13 orang berhasil ditangkap, tujuh lainnya meninggal," kata Boy di kantornya, Kamis, 9 Mei 2013.
Boy mengatakan, dalam penggerebekan di Jakarta seperti di Meruya, Serpong, Pondok Aren, Ciputat, dan Tangerang, Densus menangkap lima orang terduga teroris bernama Faisal alias Boim, Endang,
Agung, Agus widharto, dan Iman. Densus juga menemukan satu pistol jenis revolver dan 20 butir peluru, beberapa perhiasan, laptop, telepon genggam, uang hasil fa'i sekitar Rp 30 juta.
Di Kendal, kata Boy, Densus menangkap dua orang bernama Puryanto dan Iwan. Seorang lagi, Abu Roban, tewas tertembak. Dari tangan mereka, Densus menemukan satu pistol jenis FN dan 6 butir peluru, satu pistol jenis revolver dan 3 butir peluru, laptop, dan flash disk.
Adapun di Kebumen, empat orang ditangkap oleh Densus, yaitu Farel, Wagiono, Slamet, dan Budi. Ada lagi tiga orang tewas tertembak bernama Bastari, Toni, dan Bayu alias ucup. Sementara barang bukti yang ditemukan berupa 3 pistol jenis revolver serta 54 butir peluru, 3 bom pipa, 1 granat manggis, 4 motor, laptop, 5 telepon genggam, 2 handy talky, peta dan denah sketsa target.
Di Bandung, tertangkap dua orang terduga teroris bernama William Maksu alias Acum alias Dadan, dan Haris Fauzi alias Jablud. Tiga lagi tewas tertembak bernama Budi alias Angga (35 tahun), Bang Junet alias Encek, dan Sarame. Di tangan mereka ditemukan barang bukti berupa pistol jenis browning rakitan, 1 buah magazin, amunisi kaliber 3.8 spc 200 butir, amunisi 9 mm 80 butir, uang tunai Rp 6 juta, pisau, dua telepon genggam, satu unit kamera, modem dua unit, dan satu pistol jenis revolver.
"Saat penggerebekan, mereka melawan sehingga terjadi kontak senjata," kata Boy.
Boy mengatakan kelompok ini merupakan jaringan baru pimpinan Abu Roban. Dia diduga merupakan pimpinan Negara Islam Indonesia wilayah Ciledug. Kelompok Abu Roban juga terkait dengan jaringan lama seperti kelompok Abu Omar, terpidana teroris penyelundup senjata api dari Filipina serta Santoso alias Abu Warda --pimpinan kelompok teroris di Poso Sulawesi Tengah, dan Autad Rawas --diduga pimpinan kelompok teroris di wilayah Sulawesi.
"Motif mereka ini untuk mengumpulkan fa'i dengan jalan melakukan tindak kejahatan seperti merampok," kata Boy.
RUSMAN PARAQBUEQ