TEMPO.CO, Cianjur - Sebanyak 153 siswa Sekolah Dasar Negeri Mekarmanah di Kampung Ciparay, Desa Mekarjaya, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berada dalam bahaya. Bangunan sekolah tempat mereka belajar, yang berada di tepi tebing setinggi 13 meter, terancam longsor karena gerusan air.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Mekarmanah, Nunung Maryati, menyebutkan tidak ada upaya lain yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kondisi itu, selain perbaikan. Namun, upaya tersebut tidak bisa dilakukan sekolah lantaran tidak mempunyai anggaran.
"Selama ini kami hanya melakukan antisipasi dengan cara memasang karung yang diisi tanah penahan tebing supaya tidak longsor. Tapi, upaya itu sia-sia karena karung tersebut juga tergerus air," ujar Nunung di Cianjur, Rabu, 24 April 2013.
Nunung menjelaskan, idealnya tebing dengan ketinggian sekitar 13 meter tersebut dipasangi tembok beton. Akan tetapi, upaya itu memerlukan anggaran yang sangat besar, yakni ancar-ancar di atas Rp 60 juta. "Tadinya, para siswa mau direlokasi saja untuk mencegah adanya korban jiwa, tapi tidak ada tempat lagi," kata dia.
Jika turun hujan lebat, Nunung melanjutkan, kegiatan belajar mengajar tetap dilanjutkan, meskipun ada kekhawatiran akan terjadi longsor. "Anak-anak tetap belajar seperti biasa, walaupun sebenarnya kita waswas kalau hujan deras turun," bebernya.
Dia menambahkan, meluasnya gerusan air terjadi akibat permukaan tebing yang terus-menerus diterjang air hujan dan mendekati bangunan sekolah. Saat ini jarak bibir jurang dengan bangunan sekitar beberapa sentimeter. "Saya sangat mengharapkan adanya bantuan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur untuk pembetonan agar kami tidak khawatir akan terjadinya longsor," harapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Lintas Pelaku Independen (Folic) Kabupaten Cianjur, Deden Alam Purnama, mengatakan pemerintah seharusnya lebih peka dan cepat mengambil tindakan. Jangan menunggu longsor dan menelan korban jiwa lalu baru dilakukan perbaikan atau diberikan bantuan. "Kondisi ini mengancam keselamatan jiwa para siswa SD, tapi kenapa tidak ada tinjauan ataupun perhatian pada sekolah-sekolah di pedesaan," tuturnya.
Menurut dia, selama ini pemerintah hanya memberikan dan memayoritaskan bantuan terhadap sekolah-sekolah di dalam kota, yang memang kondisinya sudah bagus. "Tapi, sekolah yang benar-benar membutuhkan biaya bantuan tidak pernah direalisasi. Ini fakta dan bukan omong kosong. Lihat saja sekolah-sekolah di pedalaman, rata-rata kondisinya mengkhawatirkan," ujarnya.
DEDEN ABDUL AZIZ
Topik Terhangat:
#Ujian Nasional | #Bom Boston | #Lion Air Jatuh | #Preman Yogya
Baca juga:
Buruh Gugat Jokowi ke PTUN
Ahok Berjanji Putihkan Tunggakan Rusun Marunda
Jokowi Siap Digugat Buruh
Demi UN SMP, 9 Siswa Pulau Seribu Naik Kapal 6 Jam